Wah udah lama nggak bikin cerpen nich,, Kali ini mau bikin cerpen lah, ya masih seputar cerpen remaja si, Tapi kali ini di jamin lebih bagus dech, Dari cepren-cerpen yang lalu,Secara dari judul nya aja udah keliatan kan,,
Tangisan putri
Putri langsung berlari kekamar mandi dengan air mata yang terus mengalir, Dan langsung mengguyur kan air ketubuh nya, Putri bener-bener nggak menyangka kalau ayah kandung nya tega menodai nya, Memperkosa nya, Dan merusak masa depan nya, Orang yang selama ini sangat ia hormati, Ia kasihi, Malah tega mencampak kan harga diri nya,,
"Awas kalau kau berani mengadu ke ibu mu atau pun orang lain, Ayah tidak akan segan-segan untuk membunuh kamu" Kata-kata terakhir ayah itu yang masih terngiang-ngiang di telinga nya,
Dan semenjak kejadian itu putri bener-bener menjadi anak yang pendiam, Dirumah maupun di sekolah nya, Hidup nya sekarang bener-bener di penuhi kemurungan, Pulang sekolah putri langsung mengurung kan diri nya di kamar,,
"Put, Kenapa si, Akhir-akhir ini ibu lihat kamu sering banget melamun" Tanya ibu nya siang itu,
"Nggak ada apa-apa kok bu"
"Kamu yakin nggak ada apa-apa"???
Putri hanya mengangguk kan kepala nya dengan pelan,
"Ya udah kalau nggak ada apa-apa, Tapi kalau putri ada apa-apa putri cerita sama ibu ya"
Putri hanya diam, Dan memandang kepergian ibu nya.
tangisan putri
Siang itu putri pulang sekolah dengan badan yang lelah, Setelah beberapa jam ia berolah raga di sekolah nya, Yang memang ada tiap hari sabtu,Cukup menguras tenaga nya, Dan putri mendapati rumah nya yang kosong saat putri sampai kerumah nya, Tapi tak membuat putri kaget, Karna memang ibu nya masih berjualan di pasar dan bapak nya juga masih bekerja,
Putri langsung membanting kan tubuh nya di kasur, memjam kan mata nya, Mencoba tidur untuk mengalah kan semua rasa lelah nya, Dan akhir nya putri pun tertidur dengan lelap nya,
Putri terbangun saat ada sesuatu yang menggerayangi tubuh nya,
"ayah jangan" Kata putri, Dengan sontak putri pun mendorong ayah nya hingga Jatuh kebelakang,
Putri langsung mundur kepojokan,
"Yah, Putri mohon, Cukup lah sekali ayah memperkosa putri" Kata putri dengan air mata nya yang mulai menetes,
"Siapa yang ingin memperkosa kau putri, Ayah mu ini cuma ingin lebih puas, Abis nya ibumu itu udah reot tak puas ayah di layani ibu mu"
Air mata putri semakin berderai mendengar ucapan ayah nya, Tega sekali ayah kandung nya ngomong begitu,
"Yah putri mohon"
"Heh aku ini ayah mu, Dan udah sepantas nya kamu harus menuruti kata kat ku, Menuruti kemahuan ku, Apa kau mau jadi anak yang durhaka karna tak menuruti keinginan ayah mu"
"Tapi putri nggak mau melayani nafsu bejat ayah"
"Tak ada kata tidak" Kata ayah nya sambil mendekati putri,,
Dan untuk kedua kali nya putri harus menangis karna di perkosa ayah nya, Tapi tangisan putri bener-bener tak membuat ayah nya kasihan dan mengurung kan niat nya, Dan malah membuat ayah nya tambah beringas memperkosa putri, Nafsu nya telah menguasai nya, Menjalar keseluruh jaringan tubuh nya, Putri bener-bener di anggap seperti seorang pelacur, Beda nya kalau pelacur di bayar dengan uang, Tapi kalau putri dibayar dengan ancaman, Ancaman yang harus ia turuti,
Setelah puas memperkosa putri, Ayah nya langsung pergi tak tahu kemana, Hanya meninggal kan ancaman yang harus ia turuti, Putri tak tahu sampai kapan ayah nya akan berhenti memperkosa nya, Yang bisa ia lakukan, Hanya lah berharap semoga ini lah hari terakhir ia di nodai sama ayah nya,
Hari ini bener-bener hari yang sangat melelah kan buat putri, Dan sangat menyesak kan dadanya, Setelah di sekolah ia lelah berolah raga, Dirumah dia harus melayani nafsu ayah nya, Putri tak tahu udah berapa banyak air mata ia keluar kan, Yang pasti air mata nya terus mengalir dari mata nya,Putri merasa tuhan tak adil pada diri nya, Kenapa harus dia yang mengami nasib seperti ini, Kenapa dia harus mempunyai ayah yang kejam, Ayah yang tega merusak masa depan nya, Bukan melindungi nya malah mencampak kan nya seperti sampah..
putri tidak pernah menginginkan semuanya begini, Tapi semua nya telah terjadi Dan sekarang ia meninggalkan luka dan perih yang sangat mendalam di hatinya. Apa yang telah di ambil ayah nya tak akan pernah ia dapat kan lagi untuk selama nya dan tak akan pernah mungkin kembali lagi. Tapi, apalah daya, semuanya sudah ditakdirkan oleh sang Maha Pencipta.
Tangisan putri
Semenjak kejadian itu dan ayah nya merasa perbuatan nya aman, Tiap ada kesempatan ayah nya pasti memperkosa putri lagi, Tak perduli siang atau pun malam, Dan udah tak terhitung lagi udah berapa kali diri nya disetubuhi sama ayah nya, Dan membuat dunia seakan runtuh, Saat menyadari kalau ternyata diri nya telah hamil,
Apa lagi saat ibu nya tahu kalau ternyata putri hamil, Amarah nya bener-bener tak terbendung lagi,
"Put siapa yang telah menghamili kamu" Tanya ibu nya sambil menetes kan air mata nya,
Putri tak bisa berkata apa-apa, Hanya air mata nya yang terus mengalir, sebagai pengganti ucapan nya,
"Put siapa yang telah menghamili kamu" Kata ayah nya sambil menjambak rambut putri,
Seperti orang yang tanpa dosa, Ayah nya malah memukuli putri, Menganggap diri nya telah melakukan perbuatan mesum,
"Ayah bener-bener tak menyangka, Disaat ayah dan ibu mu sibuk bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan mu, Kamu malah enak-enakan zinah,, Anak seperti apa kamu ini" Kata ayah nya dengan kenceng,
Ibu nya sama sekali udah tak bisa berkata apa-apa lagi, Hanya tangisan yang setia menghibur nya, Melihat keadaan putri anak satu satu nya yangia harap kan menjadi anak yang Sholehah, Baik hati, Dan berbakti kepada kedua orang tua nya, Malah twlah hamil di luar nikah,
Putri hanya bisa menangis, Mulut nya serasa di kunci rapat-rapat, Tak sanggup dia untuk mengatakan, Kalau ayah nya lah yang telah menghamili nya, Karana putri tak mahu melihat ibu nya orang yang sangat di kasihi nya, Tambah sedih dan terpukul, Biar lah putri tanggung sendiri beban ini, Walau putri tau, Begitu berat beban yang harus ia pikul,
Dengan tampang yang tanpa dosa ayah nya mengusir putri dari rumah, Dia tak mahu mempunyai anak yang hamil di luar nikah, Ibu nya juga sama sekali tak mencegah nya,Hanya trus menangis melihat putri,
Putri pergi dari rumah nya dengan membawa janin yang telah di benih kan ayah nya,Dunia nya terasa mendung, Langit yang dulu nya cerah kini dipenuhi awan hitam, Tak ada satu orang pun yang tahu berapa berat beban yang harus ia pikul..
Sekian
Kita tidak berharap mempunyai seorang ayah seperti itu, Tapi jika emang ada yang mempunyai ayah seperti itu, Lebih baik kita berserah diri sama yang maha pencipta, DIA lah sebaik baik tempat mengadu,,,