Ok sahabat semua, dapat kiriman baru nih dari adek, kalau kemaren tentang cerpen cinta 'ketabrak cinta' part 5. dan kali ini ceritanaya berbeda dengan yang lainnya lho. Kalau biasanya masih dengan masalah percintaan remaja. Kali ini tetep sama sih, cuma yang bedain cinta kali ini tentang bagai mana seorang vampir mengejar cinta nya. Pasti deh, sahabat semuanya bakalan ngomong seru nih cerita kalau udah kelar baca nya.. Langsung aja yuk.
Remajaxsis say..
"CERPEN REMAJA MAKHLUK ABADI"
Huufh... lagi, lagi, dan lagi... Manusia-manusia itu menatap gue seperti mau makan gue saja. Tidak adakah manusia yang tidak menatap gue dengan tatapan terpesona seperti itu???, Benar-benar menyebalkan.!
Gue tau, gue itu memang makhluk yang paling mempesona untuk di lihat pake mata manusia, tapi bisakah mereka berhenti menatap gue seperti itu??? jadi, apakah kalian udah tau gue jenis makhluk apa??? yupz, bener.! gue itu makhluk abadi, alias vampir.! (Ehem, sejak kapan ya vampir dari indonesia??? ke ke ke,...*abaikan*.!).
Nama gue 'ERIC' gue hidup udah hampir 375 tahun, sudah tiga abad setengah lebih, dan hampir memasuki empat abad. Tapi wajah gue masih berumur layaknya anak manusia yang berumur 20 tahun. Karena dulu, waktu gue di rubah menjadi vampir, gue berumur 20 tahun. Gue udah lupa kejadiannya, tapi seingat gue, saat itu gue hampir mati bunuh diri karena gue benci menjadi manusia yang sangat lemah. Gue mengidap penyakit yang sulit untuk di sembuhkan, Tapi tiba-tiba ada yang membantu gue dan membawa gue pergi lalu dia menjadikan gue salah satu darinya.
Begini lah enaknya jadi vampir. loe nggax akan pernah tua meski udah hidup ratusan tahun. Makanya, untuk tidak membuat manusia-manusia itu curiga, gue hidup berpincah-pindah. Gue bisa berpindah tempat hanya dengan memikirkannya saja gue mau kemana, Dan... Taraaa.... Gue sampai. Beberapa tahun terakhir ini gue tinggal di indonesia, tahun-tahun sebelumnya gue tinggal di Korea, Paris, Jepang, Amerika, dan banyak tempat-tempat terkenal lainnya.
Hemm... kalian sekarang taukan kalau gue ini telah menjelajahi banyak negara, jadi secara otomatis gue ini telah menguasai semua bahasa di dunia ini, ingatan gue cukup kuat. Tapi meski gue udah hidup ratusan tahun di dunia ini, gue belum pernah merasa kan yang namanya 'Jatuh cinta'.
Waktu gue masih menjadi manusia dulu, seingat gue, gue pernah jatuh cinta hanya sekali, karena selama hidup menjadi manusia dulu, gue selalu menghabiskan waktu gue, di rumah sakit. Taukan kalau gue itu punya penyakit??? Jadi gue sangat-sangat beruntung bisa menjadi makhluk abadi ini. Walau kadang-kadang gue merasa sedikit bosen karena gue nggax bisa tidur. Gue selalu keluar, jalan-jalan kemana gue mau, gue nggax pernah merasa lelah meski udah lari seharian. gue bisa menghilang dai pandangan manusia jika gue menginginkannya, dan itu gue lakukan biasanya begitu malam tiba.
Semua itu gue lakukan untuk membuat orang-orang yang kenal gue, nggax merasa gue aneh karena nggax pernah tidur dan makan. Meski kadang-kadang gue juga makan, paling seminggu sekali, dan itu juga bukan makanan seperti yang manusia-manusia lainnya makan. Gue biasananya berburu rusa di hutan. Tentu saja gue nggax bakal menghisap darah manusia meski hal itu sangat ingin gue lakukan, tapi gue nggax mungkin melakukannya di tengah kota seperti ini.
Terkadang gue heran juga melihat beberapa manusia yang rela melakukan apa saja untuk pasangannya. Apa sih yang ada di fikiran mereka??? Sperti orang bodoh saja. Ehem, kemaren gue baru saja pindah campus. ya cari-cari kegiatan baru. Semuga saja ada yang bisa gue lakukan untuk membuat gue sedikit merasa nggax bosen di rumah terus. Gue itu salah satu vampir yang nggax tahan kalau di rumah saja, maunya jalan-jalaaaan terus. terkadang waktu gue, gue habiskan untuk mengunjungi artis-artis terkenal. yaaah mumpung dianyanya nggax tau... He he he... (jangan di tiru yach.! itu sama saja penguntit. Tapi kalau jadi secret admirer boleh-boleh saja sih, ke ke ke...).
Eh, sepertinya tahap pengenalannya udah terlalu kelewat panjang deh, gue akhiri di sini saja lah, ntar kalau ada kesempatan gue cerita-cerita lagi, karena kebetulan pagi ini gue masuk campus baru. Gue nggax boleh telat donk tentunya... Jaga profesi, he he he...
Pagi ini gue habiskan untuk nongkrong di taman campus sambil baca-baca buku, 0h iya. Itu salah satu hobby gue, Membaca.! di rumah gue memiliki perpustakaan sendiri, dan besarnya itu lebih dari pada ruang-ruang perpustakaan lainnya, karena setiap ada buku terbitan baru, gue selalu membelinya. Jadi selama hidup gue, gue selalu membeli buku. Kebayang nggax gimana banyaknya???
"Ra, loe yakin Rizky itu nggax suka pedes???" Tanya seorang cewek yang tak jauh dari gue dengan suara yang jelas kaget.
"He-eh" jawab temennya singkat tanpa mengalihkan tatapannya dari buku yang di bacanya, sepertinya comix sinchan. What?! anak sege-de itu baca buku comix??? Sinchan lagi, ck ck ck...
"Loe dengerin gue dulu, alihkan pandangan loe dari comix-comix itu, loe kan udah ge-de. Masa yang di baca comix sinchan sih" Gerutu temennya, Nah mata gue masih bagus kan???
"Gue denger kok apa yang loe omongin" jawabnya cuek.
"Clara..." kata temennya dengan nada berbahaya.
"Ada apa sih rel???" tanya cewek yang di panggil clara itu sambil mengalihkan pandangannya dari buku yang di bacanya dan menatap sahabatnya. Dan Deg.! Ada apa sama jantung gue??? kenapa sepertinya mau keluar dari ronganya seperti ini begitu melihat wajah cewek yang bernama clara, janga-jangan cewek itu...
"Loe harus dengerin gue dulu donk... Sebentaaaar saja. Loe tau nggax sih, kemaren itu gue makan bareng dia. Sepulang dari campus. Dan dia itu makan soto ayam pake bubuk merica, banyak lagi. Jadi mana mungkin dia nggax suka pedes" Temennya masih ngotot, sepertinya dia suka sama cowok yang bernama rizky itu.
"Tau..." balas clara sambil mengangkat bahunya "Tapi dia emang nggax suka pedes" lanjutnya dengan santai.
"Tapi gimana ceritanya coba???" temennya masih kebingungan. Hemm ternyata namanya,... Aurel. sangat mencintai rizky, punya temen yang menurutnya aneh tapi nyenengin, dia suka pedes, nggax suka hujan, di rumah cuma sama bokapnya saja, nyokapnya udah meninggal, dan dia lagi kebingungan tingkat tinggi karena masalah rizky yang nggax suka pedes. Dan... 0ops, Sepertinya gue udah terlalu masuk ke fikirannya terlalu banyak deh. Ehem, begini-begini gue bisa membaca fikiran manusia lho... Keren kan??? Begini lah enaknya menjadi vampir.
"Mana gue tau... loe tanyain saja sama orangnya langsung, susah amat sih. 0rang setau gue dia memang nggax suka pedes juga" jawab clara, aurel tampak bingung, dan larut dengan fikirannya. Clara tentu saja nggax menyia-nyiakan kesempatan itu untuk kembali sibuk dengan buku-bukunya.
Sifat jahil gue muncul lagi di saat yang tepat,Gue cuma butuh konsentrasi untuk membaca fikiran tuh cewek yang membuat jantung gue bekerja lebih cepat dari biasananya ini, Tapi... Ada apa ini??? Kenapa gue nggax bisa membaca fikirannya??? Huuuh ayolah... Menyebalkan.! ternyata bener-bener nggax bisa. Siapa cewek itu sebenernya???? Kenapa cuma dia saja yang nggax bisa gue baca fikirannya???
Dari sekian banyak orang yang gue temui selama ini, kenapa hanya fikirannya yang nggax bisa gue baca??? Ada apa ini??? kenapa bisa jadi seperti ini??? Jangan-janga... Nggax, nggax, nggax mungkin. Dia nggax mungkin...
Gue baru sadar dari lamunan gue begitu melihat tatapan curiga dari aurel ke arah gue, Wah gaswat, eh gawaaaat, apa ekspresi kebingungan gue terlalu berlebihan ya??? gue melihat aurel membisik kan sesuatu ke arah clara. Gue buru-buru mengalihkan pandangan gue ke arah lain, karena aurel berfikir gue itu telalu mencurigakan saat memperhatikan clara, tapi untunglah clara tetap cuek. Huufh, amaaan...
Begitu aurel pergi, clara tetep membaca bukunya sendiri, sepertinya aurel mau mempertanyakan sama rizki tentang makanan yang pedes itu. Gue jadi penasaran sama cewek yang satu ini, meski temennya udah cerita panjang lebar, dia tetep santai aja dan menanggapinya kalau pas lagi ditanya, bagaimana cara kerja pikirannya, yang sebenernya.? Kenapa dia bias sekonsentrasi itu membaca sambil menanggapi cerita temennya.?
“Kenapa loe ngeliatin gue dari tadi.?” Tanya seseorang dari samping, begitu gue menoleh. Wua.! Gue langsung terjatuh dari kursi yang gue duduki. Karna sekarang clara berdiri tepat didepan gue. Begitu gue melirik ketempat duduknya tadi, bener aja, dia udah nggak ada. Bodoh.! Kenapa gue bias nggak sadar.? Aduh, bagaimana nih.?
“Gue…?” kata-kata gue terhenti begitu melihat tatapannya yang,? Waw.! Menggoda.!
“Jawab gue.?” Bentaknya sadis. Astaga.! Baru kali ini gue dibentak sama cewek, berani banget.! Punya nyawa berapa ha.! Gue makan juga loe.? Tapi kenapa jantung gue malah cepat berdetaknya.? Sial.! Apa yang harus gue lakuin sekarang.?
“Gue nggak ngeliatin loe.!” Bales gue juga membentak, dan dengan cepat berdiri didepannya, bahkan sebelum dia sempet untuk mengedipkan mata. He he he. Gini-gini gue kan vampir paling cepet, tampak dia sedikit kaget, wah apa gerakan gue terlalu cepat ya.? “Gue sama sekai nggak ngeliatin loe.!” Lanjut gue, dia menatap gue nggak percaya. Beginilah enaknya jadi vampir. Nggak akan kehilangan suara meskipun jantungnya berdetak dengan cepat. Kalau gue manusia gue pasti udah mati karna kehabisan nafas karna sesak. Tapi berhubung gue vampir nggak perlu bernafas gue tetep santai aja.
“Jadi loe pikir, menatap kearah gue dengan tatapan mencurigakan itu bukan ngeliatin namanya.?” Balasnya lagi
“Loe itu nggak percayaan banget sih.? Masa ia cowok sekeren gue ngeliatin loe dengan tatapn mencurigakan.? Yang bener aja deh.?” Ejek gue. Ems, aneh sepertinya dia sama sekali nggak tertarik sama kekerenan gue.? Brengsek.! Kenapa gue nggak bias membaca pikirannya.?
“Dasar cowok aneh.?” Umpatnya sadis.
“Loe lebih aneh, kalau loe mau memikirkannya.?” Kata gue langsung melangkah pergi, kalau gue tetep dihadapannya, bias-bisa gue nggak memperhatikan sekekeliling dan memeluknya, kalau itu sampai terjadi, bias gawat kan,?
Gue memilih untuk jalan-jalan keliling kampus, gue nggak akan tersesat, karna tanpa bertanya pun gue bias membaca pikiran anak-anak yang gue lewati, tentu saja banyak mahasiswi yang melirik gue penuh minat, dan ha.? Apa itu.? Mereka mau membuat beberapa cara agar gue tertarik.? Wah, pikiran kotor mereka harus cepet-cepet dihapus tuh.? Gue cuek aja, dan terus melangkah tanpa tujuan yang pasti.
Tiba-tiba langkah gue terhenti begitu melihat cewek yang tadi bersama clara lagi ngobrol bareng seorang cowok, e siapa namanya.? Aurel. Ha iya aurel.! Apa mungkin tuh cowok yang bernama rizki.
Nggak ada salahnyakan kalau gue cari tau dikit. Gue baca aja pikirannya. Hems, owh jadi mereka saling menyukai.? Tapi sepertinya rizki tidak menyadari perasaannya sendiri, dan clara,,,, Ha.! Clara.? Apa hubungannya clara dan rizki.? Hufh, kirain apan.? Nggak taunya Cuma sepupu, pantesan aja aurel mencari tau tentang rizki dari clara.
Tapi sepertinya aurel nggak tau kalau clara dan rizki sepupuan.? Kenapa ya.? Gue jadi bingung.? Aaah, tau deh.! Mikirin mereka bikin pusing aja.! Andai aja gue bias ngasih tau riski kalau aurel mencintai rizki, dan begitu juga dengan sebaliknya. Pasti mereka akan cepet jadiannya dan bakal happy ending.
Tapi kalau begitu.? Dimana romantisnya.? Bias-bisa mereka ntar curiga, darimana gue bias tau.? Dan kalau gue deket sama manusia bisa-bisa gue membunuhnya lagi. Aaah, ngak. Nggak. Nggak.!!! Gue nggak boleh terlalu deket sama manusia.
Sial.! Kenapa gue penasaran sama clara, seperti apapun hubungannya sama clara, gue mesti cari tau.! Ada apa dengan gue sebenernya.??? Brengsek.!!! Kenapa harus clara yang nggak bisa gue baca pikirannya.? Kenapa Cuma clara. Dan kenapa harus dia.???
“Erik.?” Gue menoleh kearah suara. Ems. Siapa ya.? Seperti dosen gue deh.? Ems, kalau nggak salah sih namanya pak doni.
“Iya pak.?” Gue berusaha sesopan mungkin
“Pak Alvin meminta kamu untuk menemuinya diruangannya, sekarang.!”
“Oh, baiklah,”Jawab gue dan siap melangkah pergi. “terimakasih.” Kata gue saat mau melangkah pergi, biar nggak dibilang kurang ajar.
“Maaf pak doni, ada waktu sebentar.?” Tanya seorang cewek yang tadi memanggil gue, liat,? Ingatan gue masih bagus kan.? Dia bilang pak doni. He he he.
Gue berhenti disebuah ruangan yang gue yakin itu ruangan pak Alvin, karna dari beberapa pikiran yang gue baca, disini ruangannya pak Alvin. Ehm, langsung masuk aja apa ya.?
“Baiklah, saya akan melakukannya dengan sebaik-baiknya” kata-kata dari dalam ruangan menghentikan tangan gue untuk mengetuk pintu, sepertinya gue kenal sama suara ini, kalau nggak salah.? Ini suara..?
“Terimakasih clara, atas kesediaan kamu.?” Bales sang laki-laki itu, pasti itu suara pak Alvin, apa yang diinginkannya.?
“Kalau begitu, saya permisi kembali keruangan saya pak.?” Kata clara pamit
“Iya silahkan.?” Bales pak Alvin
“Permisi pak”
Aduh, gimana nih, apa yang harus gue lakuin, jangan sampai dia berpikir kalau gue nguping pembicaraan mereka. Tok, tok, tok. Secara refleks gue langsung mengetuk pintu.
“Masuk” terdengar suara dari dalem, dan sebelum gue membuka pintu, pintunya telah terbuka duluan. Dan kini clara berdiri tepat didepan gue.
“Loe nguping ya.?” Tuduhnya langsung, jelas aja itu bukan sebuah pertanyaan, tapi pernyataan.
“Astaga.! Pe-de amat loe.? Gue itu nggak nguping tau.?” Bales gue
“Trus apa yang loe lakuin disini.?”
“Gue bilang gue nggak nguping.? Cuma mendengarkan diam-diam.?” Jawab gue kesel. “Eh, nggak.! Maksud gue, gue mau ketemu sama pak Alvin.?” Ralat gue. Bodoh.! Kadang-kadang mulut gue emang nyerocos tanpa kendali. Jelas clara menatap gue penuh curiga. “Udah minggir loe.! Gue mau masuk.! Jangan nguping.?” Bisik gue tepat ditelinganya sambil berlalu, tampak dia sedikit terkesima. Lalu buru-buru keluar dengan kesel. Ha ha ha. Rasain.!
Ternyata gue Cuma diperingati agar gue merasa senang berada dikampus ini. Gue pikir ada apaan, dan dari pikiran pak Alvin ternyata clara diminta sebagai salah satu panitia diacara kampus. Oh ya.? Ternyata ni kampus mau ngadain acara ulang tahun yang ke-21. waah kapan ya.?
Hems. Jam sudah menunjukkan pukul 09:00, kapan ya ni kelas keluar. Gue bosen menghadapi pelajaran yang ini melulu, bahkan gue udah hafal semuanya. Ya iyalah, orang gue aja kuliah udah yang untuk keberapa kalinya. Mending gue keluar aja.
“Hay.? Boleh gue duduk disini.?” Tanya seorang cewek tepat disamping gue, dan begitu gue menoleh. Tunggu,! Dia.? Kalau nggak salahkan dia aurel.?
“Ems, boleh.?” Jawab gue, dan tuh cewek langsung duduk disamping gue sambil tersenyum, gue buru-buru mengalihkan pandangan kedepan. Kalau lama-lama menatapnya, bisa-bisa gue akan menghisap darahnya. Bau darahnya tercium sangat harum dihidung gue. Dan gue harus menahan hidung gue agar nggak mencium bau darahnya yang harum.
“E, gue aurel, anak sastra,? Kalau loe siapa.?” Tanya tuh cewek. Ha.! Gue bener lagi kan.? Dia emang aurel, gue kembali menoleh kearahnya yang tersenyum ramah kearah gue, tunggu.! Sepertinya ini bukan dikelas lagi, berarti gue udah melangkah kebangku taman tanpa sadar.
“Eh, e gue, erik. Anak, ehems, sebenernya gue bisa masuk kemana aja gue mau.
“Waw keren.! Kalau gitu, loe mau masuk kemana lagi abis ini.?” Tanya nya ramah. Owh, ternyata dia mau mencari tau siapa gue.? Dan cari tau apa gue naksir sama clara atau nggak.? Wah.? Ternyata ni orang bahaya juga ya.? Beruntung gue bisa membaca pikirannya kalau nggak.?
“Ems. Nggak ada.! Gue kosong abis ini.?” Jawab gue bohong dikit, lama-lama deket nih cewek, selain gue bisa memakan gue, bisa-bisa kebongkar rahasia gue.
“Kalau begitu. Loe masuk keanak bahasa aja, loe bareng sama gue. Gimana.?” Tawarnya
“Ha.! Mau ngapain.?” Gue bingung
“Ntar loe gue kenalin sama temen gue, dia yang tadi loe perhatiin itu.?” Jawabnya sambil tersenyum, tuh kan bener, mau ngedeketin gue sama clara.? Wah,wah,wah,?
“Nggak deh. Abis ini, gue masih ada urusan lain.?” Jawab gue, ehems. Bohong lagi deh. Meski gue pengen juga sih, kenal deket sama clara. Tapi gue takut akan menyakitinya.
“Owh, begitu ya.? Sayang sekali. Kalau begitu, bolehkah kita berteman.?” Tanyanya kembali ceria. Nah, ini nih yang bahaya.?
“Ha.! Temenan sama loe.?”
“Ia. Loe maukan.?”
“Ems, gue nggak bisa, karna gue nggak terbiasa dengan kehadiran manusia disamping gue.?” Jawab gue, dia tampak bingung. “Ehms, maksud gue. Bukan manusia. Tapi orang baru gitu.? Karna gue itu kan, baru diindonesia, jadi nggak terbiasa.?” Ralat gue dengan sedikit gugup, tapi nggak membuat suara gue bergetar
“Emangnya loe orang mana.?” Dia tampak bingung. Wah gue salah lagi deh. Bisa-bisa ni orang curiga lagi. Gue itu sering lemah didpan manusia. Jangan sampai ada vampir lain yang tau. Kalau nggak bisa diketawain semumur hidup ntar.
“Gue orang korea, dan gue nggak terbiasa dengan orang Indonesia.?” Kata gue akhirnya
“Waw keren.! Itu kan daerah, ehem, maksud gue negara yang ingin dikunjungi clara. Loe beruntung udah pernah tinggal disana, tapi sepertinya loe udah sangat baik mengusai bahasa Indonesia. Walau wajah loe emang masih cocok dengan orang korea. Dan pantas aja wajah loe terlihat lebih bersinar disbanding kan wajah-wajah orang Indonesia.?” Ungkapnya jujur
“Hems, hems. Makasih”
“Jadi. Loe maukan berteman sama gue.?”
“Gue masih belum terbiasa.? Maaf ya.? Gue permisi mau ketoilet” kata gue dan langsung pergi sebelum dia sempet untuk menahan gue. Bisa-bisa dia nyari tahu tentang gue lebih banyak lagi. Bisa gawat kan.? Menyebalkan.!
Tiba-tiba langkah gue terhenti ketika melewati beberapa ruang, gue yakin aurel nggak melihat keberadaan gue, gue menghentikan langkah gue karna mendengar kata-kata yang tiba-tiba muncul dibenak gue. Inikan suara aiurel dan .? clara.? Nggak salahkan kalau gue pengen tau, dan gue tinggal menajamkan pendengaran gue.
“Jadi loe menyukainya.?” Tanya aurel. Deg.! Jantung gue, kenapa tiba-tiba seperti berhenti berdetak. Siapa yang dimaksud aurel. Gue.? Gue jadi penasaran apa jawaban clara. Kenapa dia terdiam lama sekali. Apa yang ada dipikirannya.? Dan kenapa gue nggak bisa membacanya.?
“Mungkin.?” Jawab clara lirih. What.? Dia bilang mungkin.? Kenapa gue jadi deg-degan seperti ini.? Dan kenapa gue jadi sesenang ini.? Clara Cuma bilang mungkin, tapi gue udah merasa begitu gembira dan gue juga nggak bisa untuk nggak tersenyum. Jadi dia mungkin juga menyukai gue,?
“Mungkin.? Kok mungkin sih.?” Ayrel tampak nngak puas
“Gila loe.! Siapa sih yang nggak suka sama dia. Wajahnya itu bisa membuat cewek manapun terpesona tau nggak.! Mana mungkin gue membencinya.?” Jawab clara dengan sedikit malu. He he, gue bilang juga apa.? Gue itu keren, jadi dia itu bener-bener menyukai gue.? Hemz, itu sudah cukup.
Gue udah nggak mau lagi nguping. Asal udah tau aja kalau dia menyukai gue. Itu udah cukup. Nggak ada lagi yang gue butuh untuk gue tau. Masalah yang lain ntar gue urus belakangan, tinggal deketin dia aja. Akhirnya gue bisa bernafas dengan lega. Gue sampai nggak sadar udah menahan nafas dari tadi. Clara-clara. Loe itu udah banyak banget mempengaruhi hidup gue,,.
Dari pada dirumah nggak ada pekerjaan mending gue duduk-duduk dikantin sambil baca buku tentang pembunuhan. Dan ini juga ntah untuk yang keberapa kalinya gue baca nih buku, wah harus nyari buku lagi nih ntar.
“Ra loe pulang bareng siapa.?” Gue mendengar ada seseorang yang lagi ngobrol, dan begitu gue liat. Lho itukan clara.? Sama siapa dia.? Raka.? Oh, jadi nama tuh cowok raka.? Dan ha.! Apa itu.? Dia suka sama clara.? Wah nggak bisa dibiarin nih.? Kenapa jantung gue bisa jadi berantakan begini, nafas gue juga sesak. Beruntung vampir nggak perlu bernafas jadi gue nggak perlu oksigen.
Tunggu.! Dia juga mau nganterin clara.? Wah nyari mati nih cowok. Awas aja, nggak bakalan gue biarin. Awas aja loe. Gue gagalin rencana loe.! Gue harus lakuin sesuatu. Harus! Apapun itu, gue nggak mungkin tinggal diem.!
“Gue pulang sendiri.? Emang ada apa kak.?” Tanya clara sambil tersenyum, manis sih.? Tapi kenapa dia selalu jutek sama gue.? Kata nya dia suka sama gue. Menyebalkan.!
Bersambung...
Biodata penulis:
Nama: Mia mulyani
Hobby:
membaca and menulis.