Hujan tangis membanjiri rumah berwarna biru itu, Ratapan duka terdengar bersahutan, Sungguh menyayat hati para tetangga yang mendengar nya. Jeritan duka yang paling jelas terdengar oleh para tetangga adalah jeritan vany. Abg yang paling mempunyai banyak teman dikomplek tempat tinggal nya, Gadis cantik itu ternyata menangisi kematian kakak perempuan nya yang akrab di panggil kak yuli.
Sebelum fajar genap menyingsing, rumah vany sudah penuh didatangi para tetangga Yang terkejut dan bangun dari tidur nya karna mendengar jerit tangis rumah berwarna biru itu, Mereka sangat terkejut dan menjadi merinding setelah mengetahui bahwa kak yuli telah ditemukan tewas dengan cara yang sangat menyedihkan.Mayat Dara berusia 27 tahun itu ditemukan oleh mak idah dalam keadaan tergeletak tanpa nyawa lagi di ruang tamu.
“Tadi nya saya kira non yuli jatuh dan pingsan,, Segera saya bangun kan, , , Dengan mengguncng-guncang tubuh nya.” Kata mak idah pembantu nya. “Tapi ,, Setelah saya perhatikan , Wajah non yuli pucat pasi, Tubuh nya juga dingin banget, Mata nya terbelalak dengan lidah yang terjulur keluar, Saya jadi tahu kalau non yuli telah meninggal.”Kata mak idah yang pertama menemukan mayat yuli, Dan kepada siapa saja ia menceritakan tentang kematian yuli dengan tangis yang tersendat-sendat, kadang ia malah sulit berkata akibat nafas nya yang sesak karna tangis kedukaan nya.
Siapa pun yang melihat langsung mayat kak yuli pasti merinding bulu roma nya, Kak yuli tewas hanya menggunakan daster tipis, Saat ditemui mak idah pertama kali posisi mayat itu agak miring memunggungi sofa, Kelopak mata nya terbuka lebar dengan lidah yang terjulur keluar seperti habis di cekik,Tapi badan nya berbau sangat amis melebihi ikan yang busuk.
Kondisi seperti itu lah yang membuat merinding dan iba hati setiap orang yang sempat melihat jenazah kak yuli diruang tamu itu.Termaduk tora yang bukan merinding tapi hampir muntah karna tak tahan dengan bau busuk tersebut.
Tora adalah tetangga yang tinggal di seberang rumah yuli, Dia tinggal dirumah itu dengan sepupu nya, Anang. Saat mendengar jerit histeris keluarga korban, Tora adalah orang pertama yang segera datang kerumah yuli, Dan tora juga yang pertama kali masuk kerumah itu setelah dilihat nya beberapa tetangga keluar dari rumah nya, Dan melihat jelas-jelas mayat yuli diruang tamu.
Belum ada pukul enam pagi, Komplek perumahan nusantara itu sudah di heboh kan dengan kematian yuli, Jalanan dan rumah korban di padati orang. Masing-masing orang membicarakan mayat yuli yang diduga dibunuh itu. Wajah mereka menyeringai ngeri membayang kan keadaan mayat kak yuli,
“Pasti matinya dicekik, Mata nya terbelalak dan lidah nya terjulur keluar,,”
“Tapi aneh nya nggak satu pun dari anggota keluarga nya yang mendengar suara gaduh di ruang tamu itu,”
“Iya ya, padahal disebelah ruang tamu itu ada kamar vany dan dan mak idah, tapi masa kedua orang itu nggak dengar suara apa-apa si,”
“Tapi sekarang masalah nya siapa yang membunuh yuli,”
Kematian wanita cantik dan sexy itu yang punya banyak bisnis itu, Emang mengundang penasaran dan tanda tanya tetangga sekitar nya, banyak yang menyayang kan kematian yuli, karna yuli adalah wanita yang menjadi incaran setiap kaum adam di komplek perumahan itu, Termasuk tora, Sering menggoda dan mengincar yuli,.
Setelah melalui pemeriksaan dokter forensik, Maka diketahuilah bahwa yuli tewas dengan cara dicekik, Sehingga tulang leher yuli hampir patah.
“Diperkirakan peristiwa itu terjadi dua jam sebelum mayat nya ditemukan mak idah,” Kata petugas yang menangani kasus itu,
Sulit sekali memukan siapa pembunuh yuli, Karna setelah melalui pemeriksaan yang bener-bener-bener cermat, ternyata tidak ada yang menyamai sidik jari ditubuh korban
*** MISTERI KEMATIAN BERDARAH****
Ada keseriusan tersendiri dihati tora dalam membahas kematian yuli, Dia membahas dengan anang sepupu nya, Dan tora sependapat dengan anang kalau kematian yuli mengandung unsur mistis, Kematian yuli itu bukan kematian yang wajar,.
“Hmz,, Seperti nya di perumahan yang kita tempati ini mengandung kekuatan mistik, Menyerupai kutukan keramat deh nang,”
“maksud mu tanah yang digunakan membangun komplek ini mengandung kutukan maut begitu,??”
“Kira-kira begitu!” Tegas tora, “Bayang kan saja, Setiap ada orang yang meninggal, Tapi mayat nya tidak dimakam kan hari itu juga, Maka roh mayat itu akan mencari teman dengan mengorban kan salah satu penghuni komplek ini,,”
Anang menatap sepupu nya dengan dahi yang berkerut, Tora menjelas kan maksud nya,,
“Waktu ardi meninggal, Malam nya pak dollah tewas di bunuh seseorang, Dan setiap ada orang yang meninggal dan belum dimakam kan, Pasti malam nya ada meninggal dengan cara serupa seperti yuli.”
“Hmzzz,,,,,” Anang manggut-manggut sambil menggumam, ia sangat serius mendengar analisa tora,
“Kalau begitu kita harus secepat nya pindah dari sini ra, jangan sampai kita nanti terpilih jadi teman jenazah yang belum dimakam kan dalam satu hari,”
“kayak nya si, Memang harus begitu,,” Gumam tora seperti bicara kepada diri nya sendiri.
“Tapi kayak nya kita memang harus mencari tahu, Informasi ini sejelas-jelas nya tentang asal-usul tanah disini,”
Tora setuju dengan gagasan itu, Ia jadi ingin tahu, Bagaiman keadaan tanah ini sebelum di bangun komplek perumahan nusantara yang ia tempati sekarang,. Dan satu-satu nya penduduk asli tempatan yang sekarang masih tinggal disitu adalah ngkong sarmin, Yang akrab di panggil ngkong min, Sekalipun usia nya sudah mencapai 60tahunan tapi ia masih cukup cekatan untuk orang seusia beliau,
“Yang jelas tempat ini dulu nya adalah rawa-rawa, Suaktu saya masih kecil saya masih inget temen saya yang mati dimakan buaya di rawa-rawa ini, Saya nih, Kalau ketahuan bermain di rawa-rawa ini pulang nya pasti di gebukin sama bapak saya, Karna rawa-rawa ini terkenal angker. Para pendekar zaman dahulu kalau mau mendapat kan ilmu yang tinggi harus bersemedi dirawa-rawa ini. Dan pasti nya juga banyak ujian nya, Dengan penampakan makhluk-makhluk halus, Dan lain lain nya.”
“Wah mengerikan sekali ya kong” Komentar tora.
“Ya memang begitu seharus nya, Kalau dia berhasil semedi disini, Baru lah dia di juluki pendekar yang hebat, Sepanjang sejarah baru satu orang yang berhasil semedi disini dengan selamat, Yaitu mang dadang, Dia lah yang di sebut dengan julukan pendekar rawa maut,”
“O, Berarti rawa disini nama nya dulu rawa maut ya kong,?”
“Ya,, Karna banyak setan nya dan membawa maut, Lagian pas zaman belanda dulu rawa ini jadi tempat pembuangan mayat. Itu lah mengapa rawa ini menjadi angker dan membawa maut.
“Serem banget ya kong, Tapi kata ngkong pertama sekali tempat ini bukan rawa-rawa,?”
“O, kalau kata orang tua-tua dulu nih,, Tempat ini awal nya adalah istana ratu pandan pasutri, Dan tempat ini adalah tempat yang cantik dan wangi.”
“Terus kok bisa jadi rawa-rawa gimana cerita nya kong,?”
“Cerita nya.. Ratu pandan pasutri di persunting oleh panglima dari negeri seberang, Tapi lamaran nya di tolak, Dan panglima dari negeri seberang mengamuk, Dan semua rakyat dan penghuni istan a dibantai habis, Dan ratu pandan pasutri di kubur hidup-hidup, Dan di atas nya di bangun gapura, Biar jelas-jelas ratu pandan pasutri nggak bisa keluar, tapi tiap malam terdengar, tangisan ratu pandan pasutri, Air mata itu menjadi banyak sekali, Dan menenggelam kan gapura itu, Lalu jadi lah rawa itu.”
Tora terasa puas penjelasan ngkong min tentang asal-usul tempat nya, Walau pun dia harus pulang pukul 11 malam lebih, Tapi tora sama sekali nggak menyesal,
“Terus apa hubungan nya dengan kematian yuli” Tutur anang saat mendengar penjelasan dari tora tentang asal-usul tempat tinggal nya.
“Menurut ku tanah ini menjadi tanah terkutuk , karna dendam ratu pandan pasutri.”
Anang hanya maanggut-manggut mendengar perkataan tora.
*** MISTERI KEMATIAN BERDARAH****
Tora yang tinggal bersama sepupu nya ingin cepat-cepat pindah dari perumahan nusantara itu, rumah nya di tawar kan dengan harga yang relatif murah, Kepada teman atau pun kepada siapa saja yang berminat, Bahkan sampai tora memasang “RUMAH INI DIJUAL” Didepan pintu pagar rumah nya, Ada jug beberapa orang yang datang dan menanyakan rumah nya dan hal-hal lain, Tapi setelah itu orang-orang itu tidak pernah kembali ataupun menelpon tora, Sementara Itu kehidupan tora dan anang di bayang-bayangi rasa takut, Setiap ada kematian ditempat itu, Tora selalu menyaran kan agar langsung dimakam kan hari itu juga,
Tapi tanggapan itu tidak dihirau kan oleh keluarga yang sedang berkabung, Seperti keluarga kang madun, anak nya tadi sore meninggal akibat kecelakaan, Karna udah sore, Mayat almarhum dedi, Anak nya kang madun harus diinap kan,, Dan seperti Yang telah dibayang kan oleh tora sebelum nya besok nya pasti akan yang meninggal,
Dan keesokaan hari nya tora mendapat kabar, kalau cing encep kedapatan meninggal di tempat tidur nya dengan mata yang terbeliak dan lidah nya yang menjulur keluar, Sama persis seperti dengan kematian yuli,. Berita ini sangat mengheboh kan dan meresahkan warga sekitar,
Sebelum berangkat kerja, tora sengaja meluncur sendirian kerumah tante ela, Anang sudah berangkat duluan menggunakan motor, Yang penting anang sudah menyampai kan pesan dari tante ela,
“Rencana nya tante nanti mau ke singapore, Jadi kalau bisa kau disuruh menemui nya pagi ini untuk membicarakan soal harga” Kata anang sewaktu mereka mau berangkat kerja,
“Tapi tante ela nggak ngasih uang muka dulu kan,?”
“Ya belum lah,, Dia kan Cuma lihat-lihat rumah mu dulu,,”
“Sukur lah kalau belum kasih uang muka,”
“Memang nya kenapa,?”
“Semalem ada yang ngotot mau beli rumah ini berapa pun,?”
“Wah kok lebih berani dari tante ela ya,,?”
“Nggak tahu deh, Aku sendiri nggak ngerti kenapa dia berani Bayarin rumah ini dengan harga tinggi,,”
Rumah tante ela memang masuk kedalam komplek perumahan nusantara, Hanya saja letak nya jauh di belakang sana, Mendekati batas wilayah penduduk asli, Tora saja jarang melewati jalanan disekitar rumah tante ela, lagian tora tidak mempunya teman yang tinggal di blok rumah tante ela,
Kecamuk diwajah tora berhenti setelah di sambut sama tante ela, Seraut wajah cantik umur 40an, Karna merasa baru pertama kali bertemu, Perempuan eksklusif yang berambut panjang itu mengajak nya berjabat tangan, Sekedar sarat klesik dalam perkenalan,
“Saya dengar tante mau brangkat ke singapore, jadi saya sempat kan pagi ini untuk mampir kesini,? Maaf kalau saya sampai mengganggu kesibukan tante di pagi ini,?”
“O, Nggak kok,,? Biasa aku lagi melakukan rutinitas pagi, Untuk membugar kan fisik ku,”
“Terus terang tor, “ Kata nya dengan santai sekali seakan udah kenal lama dengan tora, “Setelah aemalem saya pikir kan baik-baik, Rumah mu memang mempunyai posisi yang sangat ku sukai, Dan boleh percaya dan boleh nggak percaya, Tapi yang jelas semalem aku sempat berpikir juga, Dan bertanya-tanya dalam hati lho, kenapa rumah strategis dan senyaman itu mau kau jual,? Apa nggak sayang,,?”
“Kalau bicara soal sayang, Tentu saja saya sayang tante,”
“Terus”
“Ada faktor lain yang membuatsaya terpaksa menjual rumah itu tan.?”
“kalau boleh tau, Faktor apa si yang membuat tora ingin sekali menjual rumah tora,”
“maaf tante, Saya nggak bisa untuk menceritakan hal ini kepada tante, Sekarang masalah nya adalah kejelasan tante, Apa tante emang berniat membeli rumah saya,”
Tante ela tertawa ramah, Pandangan mata nya, Tak pernah bergeser sedikit pun dari wajah tora,
“Kalau masalah niat si pasti niat dong, Tapi masalah nya, Yang bikin saya ragu-ragu, itu karna saya kasihan denganmu, Kalau harus kehilangan rumah yang memberikan keberuntungan tersendiri untuk mu,”
“Tenang kalau masalah itu saya mempunyai perhitungan sendiri tentang keuntungan dan kerugian menjual rumah itu tan,,” Kata tora sesopan mungkin.
“pasti pertimbangan mu berdasar kan emosi, Atau keadaan yang panik, Coba kamu pikir kan baik-baik lagi,” Kata tante ela terkesan seperti menggurui, “Begini saja tor, Karna kau itu adalah termasuk tetangga ku, Nggak ada salah nya kalau aku menaruh kepercayaan dan membantu kesulitan mu,”
“Saya mau membeli rumah di tempat lain, jadi saya mau menjual rumah itu tante,” Kata tora sambil menahan sedikit kedongkolan kecil dihati nya,
“Itu pun aku masih bisa membantu mu, Okey sekaran kita pergi ke bank, Mumpung saya belum berangkat ke singapore,”
“Jadi jelas nya tante nggak jadi membeli rumah saya”
“Kalau toh jadi ku beli sekarang juga, Saya nggak tega dengan mu,?”
‘Yaudah deh kalau begitu saya pamit dulu tante” Kata tora sambil bergegas pamit dari rumah tante ela.