Penyesalan selalu di akhir part 3 Udah rampung di publikasi kan, Kali ini
Penyesalan selalu di akhir part 4 Akan segera di luncur kan,, kasal misil aja yea di luncur kan,, Tulisan masih teep dari orang yang sama Ade
Mia mulyani Goo...
Penyesalan selalu di akhir part 4
Seperti biasa Haviz menunggu Vita keluar dari kelasnya begitu pulang sekolah, Vita melangkah menjinjing tasnya keluar dari kelasnya, Haviz langsung menghampirinya.
"eh, Vit... loe udah mau pulang ea?" tanya Haviz sambil tersenyum kearah Vita.
"ya iya lah, loe kira gue mau ngapain lagi ha?!" kata Vita balas tersenyum, kelihatannya hari ini Haviz labih keren.
"emmm, pulang,.... bareng gue yuk..." ajak Haviz setelah mikir beberapa saat, Vita menatapnya bingung.
"pulang... bareng loe?!" tanya Vita menahan kesenangannya.
"ia, pulang bareng gue, emmm ada yang pengen gue tanyain sama loe"
"tentang?!" tanya Vita sambil tersenyum.
"tentang loe,..." jawab Haviz "eh maksud gue... tetang temen loe gitu, emmm itu si Aurel, hemmm, ia. tentang Aurel, bisa?!" ralat Haviz.
"Aurel ea?" senyum di wajah Vita langsung hilang.
"He-eh, gimana? bisa?" tanya Haviz.
"apa loe... sangat mengingin kan Aurel?" tanya Vita menahan kesedihannya.
"he?!... emmm, gue... sebenernya...."
"eh udah lah, gue udah tau kok, apa sih yang gue tanyain, ya pasti lah elo suka sama Aurel, kalau nggax, mana mungkin elo sebegini usahanya untuk mendapatkannya, ia nggax" kata Vita dengan sedihnya.
"emmm, Vit. sebenernya gue..."
"eh, sorry ea. hari ini gue bawa mobil" potong Vita.
"bukannya tadi pagi loe di antar ea? gue melihatnya lho..."
"eh e, maksud gue... bawa mobilnya Icha gitu, emm, ia mobilnya Icha, eh udah dulu ea, gue pasti udah di tunggu sama Icha nih, gue dulua ea..." kat Vita mencari-cari alasan.
"hemmm, bareng Icha ea?" tanya Haviz kecewa.
"emmm, ia. eh udah ya..." kata Vita dan melangkah meninggalkan Haviz sendiri.
"eh Vit, Vita..." tahan Haviz, tapi Vita udah keburu pergi "Huuufffh... gagal lagi, gagal lagi... kenapa sih pulang bareng elo itu susah banget... padahal gue udah menunggu saat-saat seperti ini tu lama banget" kata Haviz setelah kepergian Vita.
"apa Vita itu menghindar dari gue ea? tapi kenapa? apa gue itu terlalu buruk di matanya, atau... ada alasan kenapa dia menjauh dari gue... tapi apa salah gue... gue kan cuma berusaha untuk mendapatkannya..."
"Vita... elo tau nggax sih kalau gue itu suka banget sama loe, apa loe juga mempunyai perasaan yang sama ke gue... atau malah sebaliknya? apa yang harus gue lakuin agar loe tau kalau gue suka sama loe... apa?!" tanya Haviz sendiri dengan sebelnya, lalu melangkah meninggalkan sekolahnya, menuju parkiran untuk pulang, karena hari udah semakin siang.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Siang itu, Vita dan Icha jHaviz ke toko buku untuk mencari buku, dan mampir di sebuah caffe favorit nya, Vita memparkir mobilnya di parkiran dan mengajak Icha masuk ke caffe.
"eh ntar kira pesen makanan yang biasanya aja yea?" tawar Icha.
"pastinya.... sayang sekali Aurel hari ini nggax bisa datang"
"iya ya, katanya hari ini dia udah ada acara sama temennya, yaaah nggax tau deh jHaviz kemana tuh anak" kata Icha.
"tapi nggax apa-apa lah, lain kali kita bisa ke sini bareng lagi, ia nggax?" tanya Vita sambil tersenyum.
"ia donk pastinya...." jawab Icha sambil tersenyum.
"eh gimana kalau kita ke sini lagi 10 tahun mendatang, apa tempat ini bakal masih ada yea?" kata Vita tiba-tiba.
"10 tahun lagi?"
"ia sepuluh tahun lagi"
"emmm, semoga aja masih ada, kan kita bisa sering-sering kesini, eh mau taruhan nggax?" tanya Icha tiba-tiba.
"taruhan?" Vita balik nanya. "taruhan apa?" lanjutnya.
"taruhan, siapa yang lebih sering ke sini, sampai 10 tahun mendatang"
"emmm, siapa takut, pasti lah gue pemenangnya..."
"lho kok gitu..."
"ya iya lah, 10 tahun lagi, pastinya kita udah menikah kan, jadi... yaaa loe kan tau sendiri, gue itu nggax bisa masak, so otomatis gue bakal sering-sering ngajak keluarga gue makan di luar, dan itu pasti di sini..." jawab Vita dengan semangat.
"eh belum tentu... loe lihat aja, gue bakal lebih sering ke sini, ngajakin suami serta anak gue" balas Icha nggax mau kalah.
"dan gue nggax bakal tinggal diam. gue pasti bakal ke sini setiap jam makan" kata Vita dengan senengnya.
"ah curang... kok gitu..."
"lho nggax apa-apa donk. kan nggax ada salahnya..."
"ia sih, eh tapi... apa nggax ada hadiah nya bagi pemenang?" tanya Ichal.
"hadiah? emmm, ia ya... menurut loe apa hadiahnya?"
"gue sih nurut loe aja..."
"emmm, ha gini aja. gimana kalau yang kalah harus ngelakuin satu permintaan yang menang?" jawab Vita.
"emmm, nggax jelek-jelek amet. okey gue pasti bakal menang"
"loe nggax akan bisa"
"kita lihat aja nanti..."
"tapi,... apa permintaan loe kalau loe yang menang?" tanya Vita.
"loe nggax boleh tau donk"
"yaaah nggax apa-apa lah, yaaa kali aja loe minta yang hadiah 20 juta, kan gue bisa nyiapin dari sekarang" kata Vita.
"wah gila loe, gue nggax segitunya juga kaliii... eh tapi... itu bukan ide yang jelek kok..." balas Icha sambil tersenyum.
"uh maunya... kalau loe beneran minta itu, gue nggax bakal nyerah gitu aja, dan gue pasti bakal berusaha untuk menang" jawab Vita.
"he he he, yaaa nggax lah, gue nggax minta yang aneh-aneh kok, gue cuma minta... kalau gue yang menang yea... emmm, gue mau... elo harus neraktir gue di caffe ini" jawab Icha.
"wah itu sih nggax sulit-sulit amet...." balas Vita.
"kalau loe? loe mau minta apa kalau loe yang menang?" tanya Icha.
"nggax sulit kok, gue cuma mau minta... elo jangan pernah bosen punya sahabat seperti gue dan Aurel" jawab Vita sambil tersenyum.
"waw,... gue terharu..." kata Icha sambil merangkul pundak Vita manja "loe tenang aja, gue nggax akan pernah bakal bosen jadi sahabat Aurel apalagi elo, dan kalian bakal selalu ada di hati gue... forever" lanjutnya.
"makasih, itu udah cukup kok buat gue, dan itu adalah hadiah terindah bagi gue...." kata Vita sambil tersenyum.
"eh tunggu deh" kata Icha dan menghentikan langkahnya.
"kenapa?" tanya Vita dan ikut menghentikan langkahnya.
"lihat deh, itu Aurel kan?" tunjuk Icha ke arah sepasang manusia di salah satu meja caffe "sama siapa dia?" tanyanya.
Vita kaget banget, melihat pemandangan di depannya, tampak di sana Aurel dan Haviz sedang makan sambil ngobrol dan tertawa akrab banget. dan tiba-tiba Aurel mendekati wajah Haviz sepertinya membisik kan sesuatu ketelinga Haviz dan kemudian tertawa lagi, tapi dari posisi Vita, kesannya Aurel mencium Haviz, dan dia salah faham.
"lho... itu Haviz kan?" tanya Icha kaget "Vit..." lanjutnya sambil menatap Vita yang langsung membalik kan badannya "lho Vit, loe... kok loe nangis?" tanyanya kaget "loe kanapa?" sambungnya.
"gue nggax kenapa-napa kok" kata Vita sambil mengusap air matanya.
"loe jangan bohongin gue lagi, kalau loe suka sama Haviz seharusnya loe usahain agar Haviz suka sama loe" kata Icha.
"nggax mungkin, kalau gue lakuin itu gue pasti bakal menyakiti Aurel, gue nggax mungkin merebut orang yang di sukai sahabat gue sendiri...." kata Vita sambil mengusap air matanya.
"tapi Vit, mereka nggax boleh nyakitin elo kayak gini..."
"cha, loe dengerin gue, gue sama sekali nggax kenapa-napa, kalau sahanat gue bahagia gue pasti juga ikut bahagia... dan gue mohon sama loe, tolong... loe jangan kasi tau mereka... anggap aja loe nggax tau apa-apa"
"nggax Vit, gue nggax bisa..."
"please... gue mohon sama loe, kebahagiaan Aurel nggax bakal pernah punah kalau dia nggax tau apa yang sebenernya terjadi"
"Vit, loe bisa minta apapun dari gue asal jangan itu..."
"ya udah kalau gitu, gue rela menukar semua permintaan gue sama loe, dengan satu permintaan itu, tolong loe jangan kasi tau mereka..."
"Vita..."
"gue mohon..."
"tapi gue nggax bisa..."
"anggap aja ini permintaan terakhir gue..."
"loe nggax boleh ngomong kayak gitu, gue tetap nggax bisa, loe itu sahabat gue, dan gue nggax mungkin membiarkan elo tersakiti"
"kalau loe masih menganggap gue sebagai sahabat elo, tolong turuti permintaan gue kali iniii aja, gue janji sama loe, ini terakhir kalinya gue minta tolong sama loe, gue nggax kenapa-napa, jadi loe jangan perduliin gue, asal sahabat gue bahagia gue rela menukarnya dengan apapun, termasuk dengan ke bahagiaan gue sendiri" kata Vita sambil menitis kan air matanya.
"Vita... please... jangan paksa gue..."
"jadi loe beneran nggax mau, meski persahabatan kita taruhannya?" tanya Vita dengan sedih, Icha diam saja karena bingun mau ngejawab apa, Vita melangkah pergi meninggalkan Icha sendiri.
"Vita... Vita!!!..." teriak Icha tapi Vita terus melangkah "gue janji sama loe..." lanjutnya sambil menitiskan air mata, tapi Vita terus melangkah "gue janji sama loe Vit..." ulangnya, dan Vita langsung menghentikan langkahnya, Icha melangkah mendekati Vita, dan berhenti di depannya.
"bener?!" tanya Vita memastikan, Icha mengangguk dengan sangat terpaksa "makasih..." lanjutnya dan memeluk Icha sahabatnya dengan erat "elo emang sahabat gue yang paling baik, gue beruntung punya sahabat seperti elo, jangan lupain gue ea,..."
"pasti. gue nggax bakal pernah ngelupain elo, itu nggax akan pernah, Vit. gue janji sama loe..." jawab Icha dengan sedih, dan Vita makin mengeratkan pelukannya.
Bersambung,
Lagi lagi bersambung lagi,, Tapi tenang aja ini adalah sambungan terakhir nya kok, Peace, Hehehehe....
Bio data penulis,,
Nama :Mia mulyani.
Facebook :
Mia mulyani
Hobby: Membaca and menulis...
****