Riki and reisa forever love part 3
Ok sahabat setia
Remajaxsis, setelah setelah sebelum nya udah sukses menerbit kan
Riki and reisa forever love part 2. kali ini part 3 nya akan segera diterbitkan. Mungkin udah banyak para sahabat semua yang sudah menunggu lanjutan nya. Ok langsung aja yuk.
Sore itu, Riky kembali mengajak Reisa ke danau untuk melihat matahari tenggelam, Sambil menunggu matahari tenggelam, mereka berdua duduk-duduk sambil menikmati air kelapa muda mereka pun keasyikan ngobrol.
"Eh rei, ceritain donk tentang loe" kata Riky memulai percakapan setelah lama terdiam menikmati suasana sore yang indah di tepi danau.
"He??? Cerita apaan?" Tanya Reisa bingung sambil melirik ke arah Riky yang berada di sampingnya.
"Ya apa aja, Semua tentang loe, Gue kan belum kenal banget sama kehidupan loe yang sesungguhnya itu seperti apa" Jawab Riky dan balas menatap Reisa yang berada di sampingnya.
"Hemmm, Apa yea??? Gue juga bingung apa yang harus gue ceritain sama loe" Balas Reisa sambil berfikir.
"Tumben loe nggax membantah perintah gue, Biasanya kan loe hobby banget buat gue sebel dulu" Kata Riky dan dengan cepat Reisa langsung menjitak kepalanya "Aduh, Sakit tau. Loe itu apa-apaan sih" Riky mengusap-usap kepalanya yang di jitak Reisa tadi.
"Siapa suruh jadi orang yang menyebalkan, Gue membantah loe nya sewot, Gue diam aja e loe nya malah ngatain, Maunya loe sebenernya itu apa sih???" Reisa jadi sebel juga di buatnya.
"He he he, Gue kan cuma bertanya. Kali aja loe mau menjawab, 'Karena gue udah suka sama loe' gitu..."
"His, Maunya... Itu nggax bakal pernah terjadi ya..." Kata Reisa sambil mengalihkan tatapannya ke arah depan, Menghindari tatapan Riky yang membuatnya jadi salting. "Bisa, kita lihat aja nanti, Loe pasti bakal suka sama gue, Dan gue jamin setelah loe bilang suka sama gue, Itu bakal jadi hari bersejarah buat loe sendiri, karena sekali aja loe bilang suka sama gue, sampai kapan pun gue nggax bakal pernah ngelepasin elo" kata Riky pelan tapi tegas.
"Berarti karena sekarang gue nggax ada bilang suka sama loe, loe bakal ada kemungkinan ngelepasin gue donk" kata Reisa sambil menoleh ke arah Riky, dan langsung gantian mendapat jitakan dari Riky "Aaah kok jadi gue sih yang kena jitak" Reisa nggax terima.
"ya kalau nggax siapa lagi, nggax mungkin kan gue menjitak kepala gue sendiri, lagian elo siapa suruh punya fikiran seperti itu, gue itu nggax bakal menyerah sampai apa yang gue mau itu tercapai, dan kemauan gue itu adalah, membuat elo slalu ada di samping gue" Riky bela diri.
"itu nama nya curang, loe nggax boleh donk seenaknya sendiri seperti itu" kata Reisa nggax terima.
"Bodo' suka-suka gue donk. udah deh, loe jangan mulai ngajakin gue berantem lagi, mending loe jawab aja apa yang gue tanyain tadi, ceritain tentang loe, kalau nggax apa kek gitu, yang gue nggax tau" kata Riky.
"Gue nggax tau harus cerita apaan"
"Ah elo kayak nggax pernah pacaran aja, ya bisanya kalau lagi berduaan ama pacarnya apa yang loe ceritain sama dia?"
"loe ngeledekin gue ya, mentang-mentang gue belum pernah pacaran" kata Reisa sebel.
"jadi loe belum pernah pacaran???" tanya Riky dengan sedikit ragu Reisa menggeleng "sekali pun nggax pernah???"
"kalau gue bilang nggax ya berarti nggax pernah, ah loe apa-apaan sih tanyanya yang begituan, gue nggax mau mengulangi lagi" kata Reisa.
"ya abis elo nggax mau cerita, jadi gue yang cari tau dengan bertanya sama loe, jadi kenapa loe nggax mau pacaran?" tanya Riky, Reisa terdiam memikirkan sebaiknya ia cerita atau tidak ke Riky "baik lah kalau loe nggax mau cerita, gue bakal menunggunya, tapi kalau gue, gue nggax mau pacaran dari dulu karena belum menemukan yang cocok buat gue aja, kan loe tau dari dulu selalu saja gue yang di kejar-kejar dan gue pengen suatu saat nanti gue bisa melakukan apa yang biasa di lakukan cowok, yaitu mengejar bukan di kejar" cerita Riky, Reisa langsung menatapnya.
"Jadi loe juga belum pernah pacaran???" tanya Reisa kaget, Riky menggeleng "Seriuz loe???" Reisa masih nggax percaya.
"Tentu saja, jadi loe udah mau cerita kenapa loe nggax mau pacaran? apa loe menunggu cowok seperti gue??" tanya Riky dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Huuu maunya... ya nggax lah" jawab Reisa.
"jadi karena apa???" tanya Riky, Reisa diam sejenak, lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Gue... menunggu seseorang yang berjanji bakal kembali menemui gue, seorang cowok yang gue temui 10 tahun yang lalu, Huufffh, bodoh kan??? ya itu lah gue, gue udah tau kok kalau gue itu bodoh karena menunggu orang yang jelas-jelas nggax bakal pernah gue temuin lagi, tapi... gue juga nggax tau kenapa gue bisa menunggunya selama ini" cerita Reisa, Riky terdiam, bingung mau menjawab apa. Benar kan orang yang di cintainya mengharapkan orang lain???
"Loe... masih mengharapkannya???" tanya Riky hati-hati, Reisa kembali menarik nafas panjang, lalu mengangkat bahunya dan melirik kearah Riky.
"Gue nggax tau, gue udah bosen jadi orang bodoh yang nggax tau untuk apa gue menunggu selama ini" jawab Reisa.
"Apa loe udah nggax mengharapkannya setelah loe ketemu sama gue???" tanya Riky.
"He??? maksud loe???" Reisa bingung.
"ia, kalau loe mulai nggax mengharapkannya setelah bertemu sama gue, berarti loe udah suka sama gue..." jawab Riky.
"Loe ada-ada aja sih, gue itu cuma bilang menunggu tuh orang aja, bukan bilang dia cinta pertama gue kan???"
"tapi kenyataannya pasti begitu, dia cinta pertama loe kan???" tanya Riky, Reisa jadi makin bingung menjawabnya.
"Loe yakin mau mengetahuinya???" tanya Reisa.
"Tentu saja"
"Sekali pun gue bakal cerita tentang orang yang gue cintai?" tanya Reisa.
"Heemmm, gimana ya??? mungkin gue bakal merasa sedikit sakit hari ya, karena elo tau, gue itu bukan orang yang berbesar hati, gue itu mudah cemburu, tapi untuk hari ini gue relain hati gue buat sakit demi loe, loe nggax boleh memendam ini terlalu lama, karena semakin lama loe diem, loe nggax bakal bisa hidup seperti layaknya orang lainnya" kata Riky dengan nada seriuz.
"Loe emang bener, tapi itu udah cerita 10 tahun yang lalu, gue juga nggax tau kenapa gue bisa begitu mengharapkannya selama ini, padahal pertemuan gue cuma tiga hari"
"Ha?! jadi loe bisa mencintai seseorang dalam waktu tiga hari???" tanya Riky.
"Mungkin. Tapi bukan kan itu terlalu cepat?"
"Menurut gue nggax" jawab Riky, Reisa kembali menatapnya "karena gue cuma butuh waktu beberapa menit untuk jatuh cinta sama loe" lanjutnya yang langsung membuat Reisa jadi merasa kegembiraan yang nggax terlukiskan dengan kata-kata, untuk menghindari dari tatapan Riky, Reisa kembali mengalihkan pandangannya.
"Udah ah, gue nggax mau cerita lagi, gue juga nggax tau kabarnya seperti apa sekarang, kali aja dia udah menikah, atau... sesuatu yang lebih mengerikan dari pada itu"
"Baik lah, kita cerita yang lain aja, gue juga bukan cowok yang bisa menahan sakit hati gue dengan baik, jadi gue nggax mau pura-pura tegar mendengar elo yang menceritakan tentang cinta pertama loe itu, walau gue berharap loe nggax akan bertemu dengannya lagi"
"Lho kok gitu???"
"Tentu saja, loe fikir gue mau menyerahkan loe begitu saja sama orang yang udah membuat elo menunggunya, gue yakin itu bukan hal yang mudah, gue juga tau pasti loe sering mengeluarkan air mata demi dia, jadi gue nggax bakal menyerahkan elo pada orang yang udah membuat elo sakit" kata Riky.
"Jangan sok jadi pahlawan kesiangan deh"
"gue itu bukan jadi pahlawan loe, tapi kalau loe bisa mencerna apa yang gue bilang, gue yakin loe bisa tau, apa yang gue lakuin ini karena gue nggax mau kehilangan elo dan itu berarti karena gue mau gue nggax sakit hati dan gue lebih mementingkan kebahagiaan gue" kata Riky.
"Ah bener, kenapa gue nggax kefikiran sampai kesitu ya, gue nggax nyangka elo setega itu" kata Reisa dengan nada bercanda.
"Biarin, makanya loe harus suka sama gue, biar loe juga bisa bahagia. Hemm, mendengar cerita loe, gue jadi inget sama kakak kembar gue" kata Riky tiba-tiba.
"He? siapa? prasan gue nggax pernah lihat"
"Tentu saja, dia nggax di sini, sementara gue di bandung, dia di surabaya. kita bertemu cuma kalau gue lagi libur, atau kebetulan dia lagi libur" jawab Riky.
"Oh pantesan aja, tapi... kenapa kalian berjauhan??"
"Karena kita itu mirip banget, nggax ada yang bisa membedakan gue sama dia, baik wajah yang tampan atau pun postur tubuh yang mengagumakan" jawab Riky "jadi biar nggax ada orang yang salah faham sama kita, gue dan dia berjauhan, kan orang-orang nggax bakal salah mengenali gue"
"Kalau sampai semirip itu, apa yang bisa bedain kalian?"
"Emmm, kalau kepribadian gue sama dia, lebih baikan gue banget. tapi kalau di lihat dari fisik... Dia punya luka di pelipisnya, katanya itu di dapat waktu dia nolongin seseorang 10 tahun yang lalu, gue juga nggax tau pasti ceritanya seperti apa, yang jelas itu jadi pembeda di antara kami"
"10 tahun yang lalu???" tanya Reisa.
"Iya, dia itu orang yang selalu baik sama siapa saja orang yang di temuinya, jadi yaaa gitu deh, namanya rizky dia sekarang sedang kuliah di surabaya, jadi agar gue nggax di kira dia, dan dia nggax di kira gue, kita memilih untuk hidup berjauhan saja" cerita Riky.
"loe pasti sangan menyayanginya kan?"
"Tentu saja, loe fikir gue sejahat itu apa, gue itu dan dia seperti nggax terpisahkan, walau kadang-kadang suka berdebat dikit, tapi kita tetap akrab kok. karena dia selalu saja mengerti gue, walau kita beda umur beberapa hari tapi dia tetap saja selalu mengalah sama gue, itu lah makanya kita bisa deket"
"Gue bisa memaklumi itu, karena gue yakin elo bukan orang yang gampang mengalah" kata Reisa sambil tersenyum.
"Bener banget. tapi gue harap itu sebuah pujian"
"Yaaa kalau loe nggax salah artiin apa yang gue maksud, he he he..."
"Eh matahari mulai tenggelam tuh" kata Riky sambil berdiri, Reisa ikutan berdiri lalu melangkah menghampiri tepi danau agar lebih mudah menikmati pemandangan alam yang sangan indah itu.
"Emmm tadi kata loe, loe inget sesuatu tentang saudara kembar loe itu, kenapa sama dia?" tanya Reisa tiba-tiba.
"Oh itu,... dia juga punya cinta pertama juga, dan mirib banget sama loe, gara-gara cinta pertamanya itu dia nggax pacaran sampai sekarang, katanya dia tetap menunggu sampai menemukan cinta pertamanya itu" jawab Riky.
"Oh yea??? kebetulan banget ya??? jangan-jangan..."
"He-eh, tapi gue bisa pastiin kalau kalian berdua nggax ada hubungannya sama sekali"
"Lho kok gitu, kali aja cinta pertama nya dulu itu gue, begitu juga sebaliknya" kata Reisa tiba-tiba.
"Nggax, itu nggax mungkin, orang lain kan banyak yang mengalami seperti yang kalian alami itu, gue yakin kok kalian nggax ada hubungannya, karena gue nggax bakal tinggal diam. loe tau, gue itu nggax bakal mau menyerah sebelum mendapatkannya, jadi gue bisa pastiin walau seandainya cinta pertama loe itu rizky, gue bakal tetap mempertahankan elo"
"Wah itu sih egois banget namanya"
"Biarin, Makanya gue bakal membuat elo suka sama gue seumur hidup loe, baru gue bakal mempertemukan elo sama dia, jadi loe nggax bakal memandangnya lagi, mulai sekarang loe harus berusaha melupakan dia ya, gue mohon... tetap lah di sisi gue, gue tau gue pasti terlihat sangat egois. Tapi gue juga nggax bisa sok berbesar hati..."
"Kita lihat aja nanti"
"Jangan menunggunya Reisa, karena gue nggax bakal melepas kan elo semudah itu, meskipun buat saudara kembar gue sendiri" kata Riky, yang membuat Reisa terdiam.
*****
Hari-hari berlalu hubungan Riky dan Reisa makin lengket saja, yang makin membuat beberapa anak-anak makin menjauhin Reisa, Tapi Reisa berusaha untuk tetap diam, karena baginya selama Riky masih selalu di sampingnya, ia akan melewati semua yang menjadi rintangannya, Termasuk di jauhi dari semua anak-anak hampir satu sekolah.
Sore itu sepulang dari toko buku Reisa duduk-duduk di taman kota sambil membaca buku yang di belinya tadi, seharian ini ia nggax ada bertemu dengan Riky padahal ini hari minggu, tapi nggax tau deh kemana tuh anak pergi.
"Huufffh, gila ya, baru juga beberapa jam gue nggax melihatnya, kenapa hati gue gelisah banget seperti ini sih" kata Reisa sendiri sambil menutup buku yang tadi di bacanya.
"Sebesar itu kan Riky mempengaruhi kehidupan gue tanpa gue sadari sendiri, bener-bener gila. Pasti ada yang konslet deh dalam otak gue, prasan dulu waktu gue menunggu cinta pertama gue nggax sesulit ini, bahkan hampir sepuluh tahun gue nggax bertemu dengannya, kenapa sekarang jadi beda seperti ini, Riky... loe kemana sih, nggax lihat loe aja gue udah uring-uringan seperti ini, apa lagi loe bener-bener ninggalin gue untuk selama-lamanya, gue nggax jamin gue bisa hidup dengan normal" lanjutnya.
"Ahh Reisa-Reisa... loe itu lemah banget sih, masa gitu aja udah merindukannya, harusnya seneng donk. nggax ada lagi orang yang sok narsis plus seenaknya sendiri seperti Riky hari ini, jadi loe bisa aman... Menjalani hari seperti tahun-tahun sebelumnya..." Reisa menguatkan dirinya sendiri.
"Bodoh, gimana gue bisa tenang kalau fikiran gue masih tentang nya... Menyebalkan!!!" Reisa makin sebel "Gue nggax mungkin merindukannya, Ayolah, lupain dia untuk beberapa jam kedepan, gue pasti bisa. Pasti. kali aja dia lagi ada urusan yang penting, dan lupa ngabarin ke gue... yah mungkin bener"
"Nggax mungkinkan dia itu selingukuh dari gue, dan jalan sama cewek lain selain sama gu..." kata-kata Reisa terhenti begitu melihat sepasang manusia memasuki taman dengan mesranya.
"Lho itu kan..." Reisa bener-bener nggax mempercayai menglihatannya saat ini, berkali-kali ia mengucek-ngucek matanya, kali aja salah lihat, tapi yang di depannya tidak lah berubah bentuk, apakah kerinduannya membuatnya melihat siapapun menjadi Riky???
Tatapan Reisa terhenti di depan sepasang manusia yang tak lain adalah Riky dan seorang cewek yang cantik sedang duduk berdua pegangan tangan lagi, sambil tertawa-tawa gembira. Sakit. Itu yang di rasakan Reisa saat ini, ia berusaha untuk menahan air matanya untuk tidak keluar sekarang.
Siang itu, sepulang dari toko buku Reisa duduk-duduk sendiri di taman sambil membaca buku yang di belinya, sepi juga satu hari nggax ada Riky, karena nggax tau kemana tuh anak tiba-tiba ngilang nggax tau deh kemana.
"Huufffh, kira-kira Riky kemana ya???" kata Reisa sendiri sambil menutup buku yang di bacanya dengan perasaan yang tiba-tiba sebel "Menyebalkan!!! baru beberapa jam nggax melihatnya saja gue udah kelimpungan setengah mati seperti ini" lanjutnya.
"Sebesar itukah Riky mempengaruhi hidup gue?? Bodoh, baru begini saja gue udah merindukannya, Benar-benar menyebalkaaaan... Tapi, kemana dia hari ini? padahal hari minggu, apa dia nggax ada keinginan sedikit pun untuk mengajak gue jalan-jalan??? kenapa malah ngilang seperti ini???" gerutu Reisa sendiri.
"Hemmm, tenang Reisa... tenang... mungkin dia lagi ada kepertuan yang lebih penting, nggax mungkin kan dia selingkuh di belakang gu..." kata-kata Reisa terhenti saat melihat sepasang manusia yang baru memasuki taman dengan mesranya.
"lho, itu kan..." Reisa membantu di tempat dan hampir tak mempercayai penglihatannya, ia mengucek-ngucek matanya, tapi masih tetap, orang di depannya tidak berubah, karena cowok yang sedang berjalan mesra tak jauh darinya itu bener-bener Riky??? Tapi, siapa cewek yang bersamanya??? Reisa berusaha menahan agar air matanya tidak mengalir sekarang, ia nggax mau menjadi cewek yang lemah.
Riky dan cewek yang tak di kenal itu duduk berdua dengan mesra, dan saat si cewek membicarakan sesuatu yang tak bisa di dengar Reisa, mereka tertawa bersama, Begitu Riky melihat kesekelilingnya, tatapannya terhenti ke arah Reisa yang terus menatap kearahnya. dan tatapan mereka bertemu, untuk sepersekian detik mereka bertatapan, Reisa berusaha untuk tersenyum kearah Riky meski hatinya sakit banget, Tapi Riky malah mengalihkan pandangnya kearah cewek di sampingnya tampa menghiraukan Reisa sama sekali.
Melihat itu air mata Reisa tidak bisa di bendung lagi, ia langsung meneteskan air mata, Reisa berlari keluar dari taman dengan perasaan yang hancur. Sakit. itu yang di rasakan Reisa saat ini, setega itu kah Riky padanya??? Apakah Riky bosen selalu menunggunya yang belum pasti??? Apakah Riky tidak menyadari bahwa Reisa begitu mencintainya??? Berbagai macam pertanyaan berkecamuk di dalam benak Reisa yang makin membuatnya semakin sekit.
Lagi, lagi dan lagi Reisa menangis gara-gara cowok yang di cintainya, begitu mirisnya kah hidupnya??? di sakiti sama orang yang sangat di cintai??? kenapa tuhan begitu sering men 'coba' nya dengan cara selalu di sakiti??? dan yang lebih parahnya lagi, sama orang yang sangat di percayainya.
Face back...
Reisa naik ke atas pohon untuk mengambil tasnya yang tersangkut di salah satu dahan, gara-gara di jahili sama anak-anak nakal, nggax tau siapa, meski baru berumur 7 tahun tapi Reisa bisa membela dirinya sendiri, dengan melamannya.
Tapi kali ini??? anak-anak itu dengan sengajanya menyangkutkan tasnya di atas pohon??? Gila, di atas pohon??? kejahatannya bener-bener tak termaafkan. Reisa bersumpah akan mematahkan hudung mereka dengan sekali tonjok, jika bertemu nya. Sial, mana pohonya lumayan tinggi lagi.
Saat hampir meraih tasnya yang tinggal beberapa centi lagi di depannya, tiba-tiba ada seekor semut yang menggigitnya, secara refleks Reisa berusaha membuang semut itu, tapi ia lupa posisinya dan akhirnyaaaa...
Brruuuk...!!!
"Aduuuuh... kaki gue..." Reisa terjatuh dari pohon yang lumayan tinggi itu, kakinya terluka dan mengeluarkan darah "Mamaaa... Reisa takut darah..." Jeritnya, tapi tampak nya di tempat itu sepi.
"Hoaaa... Mamaaa.. bagaimana ini??? Reisa bisa mati kehabsan darah... Darahnya semakin banyak yang keluar..."
"Hei, loe kenapa?" tanya seseorang dari arah samping, Reisa menoleh dan langsung kaget melihat siapa yang berada di sampingnya, dan tampa sadar mulutnya terbuka. Ya tuhaaannn... Diaaa... keren banget... "Hei..." Kata-kata kedua tu cowok langsung menyadarkan Reisa.
"Gue... jatuh dari pohon" jawab Reisa setelah tersadar dai ke 'terpanaan' nya terhadap sang 'Hero'.
"Cuma luka sebegitu saja loe nangis???" tanyanya.
"Gue takut daraah... kalau gue mati kehabisan darah bagaimana???" Reisa bela diri.
"Ha ha ha... Cuma luka seperti itu nggax mungkin Bisa membuat orang mati, sini gue bantu..." lata tuh cowok sambil mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, lalu mengikat luka Reisa dengan sapu tangan "Nah, udah kan, nggax perlu nangsi lagi, Tapi loe kan cewek kenapa naik ke atas pohon?" tanyanya.
"Gue mo ngambil tas yang kesangkut di pohon itu..." Tunjuk Reisa ke arah tasnya yang masih nyangkut di atas pohon.
"Oooh, biar gue bantu..." Kata tuh cowok sambil memanjat pohon untuk mengambil tas Reisa, setelah dapat tu cowok bermaksud langsung turun tapi tiba-tiba ada salah satu dahan yang kering menggores pelipisnya "Aww..." katanya sambil mengusap pelipisnya, tapi tangannya langsung terkena darah yang keluar dari pelilisnya "Payah, begini saja berdarah" Gumannya dan kembali turun dari atas pohon, lalu menghampiri Reisa "Nih tas loe..." Katanya sambil menyerahkan tas Reisa.
"Makasih yaa..." Balas Reisa dan mengenakan tas ranselnya kembali.
"Lain kali kalau nggax bisa sendiri loe boleh minta tolong sama orang lain, karena nggax semua hal bisa kita lakukan sendiri" nasehatnya.
"Baiklah, Tapi... ada apa sama pelipis loe?" tanya Reisa sambil menunjuk pelipisnya yang berdarah.
"Ah nggax. cuma tergores dahan kering tadi. Tapi nggax apa-apa kok, Tenang aja" balasnya, Reisa membuka ranselnya dan mengeluarkan sapu tangan panjang, lalu menyerahkannya ke sang 'Hero'.
"Nih, ini bisa menahan agar darahnya berhenti mengalir, tapi loe ikat sendiri, gue takut lihat darah" kata Reisa.
"Oh baiklah, Terima kasih" balasnya dan menerima sapu tangan dari Reisa untuk mengikat lukanya dengan melilitkan sapu tangan ke sekeliling kepalanya. Tuh cowok jongkok di depan Reisa "Naiklah ke punggung gue, gue antar loe sampai rumah"
"He?! loe mau fendong gue??? gue itu berat tau" Reisa memperingati.
"Gue tau itu. Tapi gue juga nggax mungkin ninggalin loe sendiri di sini, loe tenang aja gue itu lebih besar dair loe, jadi gue lebih kuat, lagian gue itu laki-laki, Ayo"
"Emmm, baiklah..." kata Reisa akhirnya setelah berfikir beberapa saat, lalu naik kepunggung cowok baik hati itu.
"Rumah loe di mana?" tanya tuh cowok.
"Di sana... di ujung jalan itu" tunjuk Reisa.
"0oo... Eh Tapi,... Gue belum tau nama loe, Nama loe siapa?" tanya tuh cowok sambil membawa Reisa di atas punggung nya.
"Gue Reisa, dan elo pasti Hero"
"Ha?! Hero???" tuh cowok tampak bingung.
"Ia Hero, karena loe pahlawan gue, jadi loe itu Hero" jawab Reisa.
"Hemmm, Baiklah, Hero sepertinya bukan nama yang buruk" balas Hero akhirnya sambil tersenyum senang begitu juga dengan Reisa.
Face back and.
Reisa sedih dan kembali meneteskan air matanya, sejak kejadian itu Reisa cuma bertemu tiga kali dalam tiga hari, karena kemudian Hero tidak lagi muncul menghampirinya, Reisa sampai nangis seharian di kamar sambil memeluk sapu tangan Hero.
"Bodoh, menangisi cowok yang jelas-jelas tidak memperdulikan gue, kenapa gue baru tau kalau gue memang sebodoh itu" Reisa berkata pada dirinya sendiri sambi9l memperhatikan sapu tangan yang masih ada bekas darahnya sendiri, begitu mengingat kejadian 10 tahun yang lalu.
Tok tok tok...
"Reisa... Ada nak Riky tuh di depan... Mau ketemu kamu katanya..." Panggil mamanya dari luar yang langsung menyadarkan Reisa dari tangisannya, mendengar nama Riky kembali membuatnya sedih.
"Bilang aja Reisa nggax ada!!" kata Reisa dengan sedikit sembab, mamanya menatap pintu kamar Reisa dengan sedikit bingung, tapi tetap melangkah keluar menuju ruang tamu begitu mendengar isak tangis anaknya.
"Bodoh, ngapain sih kesini-sini segala, masih inget sama gue??? udah lah, pergi saja, temu cewek itu?!! jangan sok perduli lagi sama gue" Gerutu Reisa sendiri. lalu melanjutkan acara tangis-tangisannya.
Setelah lama menangis di kamar, Reisa melangkah menuju balkon luar kamarnya, mungkin suasana dari balkon yang sedikit sejuk bisa membuatnya sedikit lebih tenang.
"Reisa??? Wah gue bener, Ternyata loe memang ada di kamar" Kata-kata Riky dari balkon kamarnya sendiri langsung menyadarkan Reisa "loe kanapa sih nggax mau nemuin gue??? padahal kan gue mau ngajakin loe ke danau seperti biasanya, gue juga mau ngenalin loe sama... Tunggu, Reisa??? loe nangis ya???" tanyanya kaget.
"Jangan perduliin gue?! Siapa yang mau loe temui??? Orang yang paling loe sayang???" Tanya Reisa langsung yang makin membuat Riky kaget.
"Dari mana loe bisa tau???" tanya Riky bingung
"Ayo jawab!!!"
"I iya... dia orang yang gue paling gue sayang... Tapi..."
"Jangan pernah temuin gue lagi" potong Reisa dan langsung berlari masuk kedalam kamarnya kembali sambil mengusap air matanya.
"Lho, Reisa???... Reisa..." panggil Riky tapi Reisa tetap tidak keluar lagi "Maksud gue itu kan orang yang sangat gue sayang setelah elo. kenapa sih loe main pergi begitu saja" lanjutnya "Apa loe masih marah sama gue??? Tapi, Tunggu!!! Apakah gue melakukan kesalahan????"
******
Dan siang itu sewaktu Reisa masuk ketoilet dan mencuci wajahnya di wastafer, Reisa mendengar beberapa anak-anak yang memasuki toilet, Reisa mengelap wajahnya menggunakan tissue, Tapi Reisa langsung menghentikan aktifitasnya saat tak sengaja mendengar obrolan beberapa anak-anak itu.
"Kalian seriuz kan???" Tanya salah satu dari ketiga cewek itu.
"Tentu saja, gue nggax mungkin salah lihat, Karena kalau seandainya pun gue salah lihat resti nggax mungkin salah lihat juga kan, Res bener kan kita lihat Riky sama seorang cewek yang lagi jalan berdua di taman?" Tanya temennya ke arah resti, yang di tanya langsung mengangguk dengan antusias.
"Bener banget tuh, Gue lihat pake mata kepala gue sendiri, cowok itu bener-bener Riky, Dan dia lagi jalan sama cewek, Cantik sih walau masih cantikan gue, Tentu saja, Tapi kita nggax bohong vie" Jawab yang di panggil resti tadi.
"Kalian yakin yang kalian lihat itu bukan cewek yang di gosipin sama Riky selama ini??" Tanya vivi.
"Yakin banget!" Jawab temen-temennya serentak.
"Kira-kira siapa ya tuh cewek??? Reisa saja belum berhasil kita singkirin, Sekarang malah muncul lagi musuh baru, dan parahnya kita nggax mengenalnya" Kata vivi sambil berfikir.
"Loe tenang aja vie, Kita pasti bakal mencari tau siapa tuh cewek, Tapi guys, Kalau seandainya Riky bener-bener jalan sama cewek lain berarti dia udah ngerjain Reisa donk"
Deg. jantung Reisa seperti berhenti berdetak mendengar kata-kata yang di ucapkan resti, apa?! Di kerjain???? nggax mungkin, Ini pasti ada yang salah, Benarkan dia sebodoh itu sampai-sampai bisa di kerjain sama orang yang sangat di cintainya???
"Wah bisa jadi tuh, Jadi kita nggax perlu repot-repot menyingkirkan Reisa, Toh Riky bakal menjauh darinya dengan sendirinya, Dari awal juga gue udah yakin, Pasti Riky cuma mau main-main saja dengan tuh cewek, Mana mungkin sih. Riky cowok yang paling terpandang di SMA ini bisa segitu naksirnya sama cewek sok cantik itu" Kata vivi lagi, Karena nggax tahan dengan semua caci maki yang di lontarkan oleh beberapa anak-anak di belakangnya, Reisa langsung berlari keluar dari toilet sambil menghapus air mata terus mengalir deras di pipinya.
Reisa berlari kearah taman, Dan duduk di bawah pohon sambil menangis menyesali kebodohannya, Begini kan akhir dari kisahnya, Apa Riky terlalu bosen menunggunya hingga ia tega melakukan hal se brengsek ini, Benarkan apa yang di katakan anak-anak yang tak sengaja di dengarnya, Apa orang yang selama ini di cintainya bener-bener orang yang paling jahat yang pernah ia temukan selama ini???
"Bodoh! Menangis cuma gara-gara nggax penting seperti ini, kenapa gue jadi selemah ini???" kata Reisa sendiri sambil menghapus air matanya yang makin mengalir deras menyadari kebodohannya.
"Kenapa gue bisa tertipu dengan semua perlakuannya ke gue??? Nggax sadarkan gue siapa gue di matanya, gue itu bukan siapa-siapa, Mana mungkin gue bisa jadi cinderella buat pangeran satu sekolah ini... Bodooooh..." lanjutnya, dan mengusap air matanya kembali "Tenang Reisa... Tenang... Loe nggax boleh membuang air mata loe yang sangat berharga ini demi cowok yang nggax pernah menghargai elo... Berhenti menangis..."
"Hiks,.. Hiks... Hiks... Kenapa hati gue sakit banget begitu mendengar apa yang selama ini di lakukannya? Kenapa gue seperti nggax terima, Benarkah gue cemburu?? Nggax, gue nggax boleh selemah ini... Jangan menangis gara-gara hal nggax penting seperti ini Reisa..." Reisa menguatkan dirinya sendiri, sambil membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya yang di tekuk (bisa bayangin nggax gimana posisinya??? *Ehem, Abaikan*).
"Reisa,..." Sebuah suara yang langsung menyadarkan Reisa dari tangisnya, Reisa menoleh "Loe kenapa???" Tanyanya.
"Ngapain loe di sini!!! Pergi!!!" kata Reisa sambil mengusap air matanya. Begitu melihat Riky yang berada di sampingnya.
"Gue salah apa sama loe??? Beri tau gue, jangan seperti ini, kalau loe ada masalah, loe bisa cerita sama gue. Gue pasti bakal membantu loe, Asal loe jangan menghindar dari gue seperti ini" kata Riky.
"Gue. Nggax. Butuh. Kasian. Dari. Loe!!!" Kata Reisa dengan penuh penekanan menahan agar air matanya tidak mengalir, tapi sia-sia karena kini air matanya makin banyak saja yang keluar "Pergi sekarang" lanjutnya dan mengalihkan pandangannya dari Riky.
"Loe salah kalau loe fikir gue melakukan ini karena gue kasian sama loe" kata Riky yang membuat Reisa kembali menatapnya kaget "Asal loe tau aja, gue melakukan semua ini karena gue sendiri. Loe taukan kalau gue itu egois??? Bahkan saat loe sedang sedih seperti ini gue juga tetap egois. Apa loe tau kalau gue selalu perduli sama loe saat ini atau hari-hari sebelumnya itu karena mentingin diri gue sendiri???" lanjutnya.
"Maksud loe???" Reisa bingung sambil mengusap air matanya yang masih mengalir deras di pipinya.
"Gue itu nggax bisa melihat loe seperti ini, loe tau nggax sih. Kalau loe menangis seperti ini gue sakit melihatnya... Gue nggax tega sama loe, gue sama sekali nggax ngasihanin loe, tapi gue kasian sama diri gue sendiri yang selalu sakit saat melihat loe seperti ini, jadi gue mohon sama loe. Berhenti lah menangis..." jawab Riky, Reisa langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain kembali.
"Apa loe nggax sadar kalau semua ini gara-gara loe??? Ha?!" Bentak Reisa ke arah Riky yang mebuat Riky kaget. Lagi?
"Gue??? Apa yang udah gue lakuin??? Loe jangan asal menuduh gue seperti ini" Riky nggax terima.
"Apa belum puas loe menyakiti gue??? Mau loe tambahin seperti apa lagi???" Kata Reisa pelan.
"Apakah di dekat gue bener-bener membuat loe semenderita ini??? Tapi gue udah terlanjur janji nggax bakal melepaskan elo begitu saja" kata Riky seriuz "Nggax bisakah elo bertahan lebih lama lagi di samping gue??? Gue pasti bisa membuat elo menatap gue..." lanjutnya.
"Riky... jangan buat gue terlalu berharap lagi sama loe... Pleaseee udah cukup loe menyakiti gue..." kata Reisa.
"Tapi gue nggax bakal berhenti sebelum elo menjelaskan kesalahan gue itu di mana" Riky mulai emosi.
"Loe itu pura-pura bodoh atau memang bodoh Ha?! Loe fikir melihat loe dengan cewek lain dan menganggap gue bukan siapa-siapa itu hal yang mudah Ha?! Nggax berfikir kah loe sedikit pun tentang gue??? gimana gue saat meliat loe dengan nya???"
"Loe ngomong apa???" Riky makin bingung "Cewek??? Siapa???" tanyanya.
"Siapa cewek yang loe ajak jalan kemaren??? He? siapa dia? pacar loe??? Simpanan??? Selingkuhan?? Atau apa Ha?!" Reisa semakin marah karena Riky tetap menunjuk kan sikap wajah tanpa dosa nya.
"Jalan??? Kemaren??? Hei, gue di rumah. Nggax sadar kah loe, kemaren itu gue menunggu elo di depan balkon kamar gue??? Hanpone loe juga nggax aktif, Seharusnya gue yang tanya loe kemana???" balas Riky.
"0h yea??? Di rumah??? Jadi loe fikir siapa yang gue lihat di taman kota kemaren Ha?! Nggax mungkin kan loe itu punya kem..."
"Ya!!! Gue memang kembar. Dan seingat gue, gue pernah memberi tahu loe" potong Riky dengan tajam. Yang langsung menyadar kan Reisa dari kesalahannya, Jangan-jangan... Riky siap mau pergi karena menahan emosinya, Refleks Reisa menahan tangannya.
"Maaf" ucap Reisa, walau ia tau ucapan 'Maaf' saja tidak cukup untuk menebus kesalahannya. Riky kembali jongkok di samping Reisa, lalu memperhatikannya, Reisa jadi salah tingkah sendiri.
"Sudah menyadari kesalahan loe???" Tanya Riky, Reisa diam tampa bisa menjawabnya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain "Masih menginginkan gue untuk pergi???" Tanyanya, Reisa langsung menoleh kaget.
"Gue..."
"Bodoh, jangan selalu mengambil kesimpulan yang bakal membuat loe sakit sendiri..." Kata Riky dan memeluk Reisa yang masih terdiam, lalu menghapus air matanya "Berhenti lah menangis, gue sakit kalau melihat loe seperti ini, gue tau gue egois dan nggax sempurnya, Tapi karena ketidak sempurnaan gue itu lah gue butuh elo untuk menyempurna kannya" Lanjutnya yang membuat Reisa merasa terharu dan balas memeluk Riky.
*****
Krriiiingggg....
Reisa membuka matanya yang masih mengantuk, lalu meraih jam beaker di atas meja dan melihatnya. Pukul 05:03, Reisa mengucek-ngucek matanya kembali.
"Ha?! jam Lima??? Siapa yang membuat alarm sepagi ini???" Tanya Reisa sedikit bingung, dan terdengar lah lagu 'No other' nya 'Super junior' dari hanponenya yang menandakan ada panggilan masuk. Siapa yang iseng menelpone sepagi ini??? Kurang kerjaan!!!
"Halo..." Reisa mengangkat hanpone nya tanpa melihat siapa yang menelponenya karena matanya masih mengantuk, baru jam 12 malam ia bisa tidur karena semalaman ia manyalahkan kebodohannya.
"Siap-siap sekarang, temui gue di bawah. Dan satu lagi, Inget. jangan buat pacar loe ini menunggu lama" kata Riky di seberang sana dan langsung mematikan hubungan telpone nya tanpa menunggu protesan dari Reisa.
"Ta, tapi... Halo, Halooo..." Reisa melihat kearah hape nya yang sambungannya telah terputus "Gila, mau ngapain pagi-pagi begini??? Benar-benar menyebalkan.!!! tidak bisa kan dia menunda acara marah-marahnya itu tiga jam kedepan. Benar-benar..." gerutu Reisa, tapi tetap melangkah kan kaki turun dari ranjangnya menuju kamar mandi.
"Hei, mau apa loe pagi-pagi begini udah bangunin gue Ha?!" Tanya Reisa begitu keluar menghampiri Riky yang telah menunggunya, Riky menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Ikut gue sekarang" kata Riky sambil menarik tangan Reisa untuk mengikutinya.
"Hei, loe mau bawa gue kemana???" Tanya Reisa, tapi Riky tidak menghirau kannya, dan tetap membawa Reisa menuju mobilnya, dan membawanya pergi. Padahal hari masih begitu pagi, Tidak sadarkah dia kalau Reisa masih mengantuk???.
"Danau????" Reisa kaget begitu menyadari Riky memarkirkan mobilnya di tepi danau dan mengajak Reisa keluar. Riky tersenyum mengangguk "Mau apa kita ke danau sepagi ini???" Tanyanya berusaha untuk tidak menonjok orang yang berada di depannya, jangan mentang-mentang dia orang yang di sukai trus bisa seenaknya saja memperlakukannya seperti ini kan????
"Ntar loe juga tau sendiri. Loe tau, Ini hukuman karena elo udah membuat gue strez seperti orang gila kemaren. Gue itu sampai ngurung diri gue di kamar sendiri tau, gara-gara kelakuan loe yang menghindari gue secara tiba-tiba itu, apa loe masih nggax sadar juga kalau loe itu salah, Ha?!"
"Apa loe nggax bisa menunda hukuman loe itu tiga jam lagi??? Gue itu masih ngantuk. loe tau kan ini baru jam berapa???" Reisa sewot.
"Nggax. Gue nggax mau menunggu lagi. Loe tau, menunggu itu adalah hal yang sangat membosan kan dalam hidup gue, tapi gue masih tetap bertahan menunggu loe sampai sekarang. Apa loe nggax berniat membari tau isi hati loe sekarang???" tanya Riky.
"Loe yakin mau denger pengakuan gue sekarang???" tanya Reisa sambil tersenyum penuh rahasia.
"Tentu saja"
"Sekalipun itu membuat loe sakit hati"
"Maksudnya loe mau nolak gue??? Berani loe lakuin itu, gue jamin hidup loe akan di hantui rasa bersalah" Ancam Riky.
"Apa yang mau loe lakuin???" tanya Reisa.
"Sebaiknya loe jawab pertanyaan gue tadi, akuin prasaan loe ke gue sekarang" balas Riky, Reisa terdiam menimbang apa kah sebaiknya ia jujur saja sama Riky tentang perasaannya "Gue buat lebih mudah dengan sebuah pertanyaan 'Apa loe udah bisa melihat kearah gue dan mencintai gue???' "tanya Riky kearah Reisa.
"Emmm, Baik lah, Gue ngaku kalah, Loe terlalu keren untuk gue tolak" jawab Reisa sambil tersenyum bangga.
"Jadi gue udah bisa membuat loe jatuh cinta sama gue???" tanya Riky terlihat senang.
"Tentu saja tidak, loe itu nggax membuat apa-apa untuk membuat gue jatuh cinta sama loe, karena tampa loe melakukan apa-apa juga gue udah suka sama loe"
"Benarkah??? Loe nggax berusaha untuk membohongi gue kan???" tanya Riky.
"Tentu saja tidak. Udah lah jangan buat gue untuk mengulang kata-kata menjijik kan itu lagi, seharusnya loe tau kalau loe bener-bener suka sama gue, apa kah harus gue akuin dulu baru loe mengerti" Gerutu Reisa.
Saat hari mulai semakin pagi, matahari timbul dari arah Timur, dan Samar-samar mengenai wajah Reisa yang membuatnya silau, Riky berdiri di depan Reisa menghalangi Reisa dari sinar matahari pagi.
"Melihat matahari timbul salah satu kegemaran gue mulai sekarang" kata Riky sambil tersenyum.
"Gue akan selalu menemani elo menyaksikannya mulai sekarang, karena gue mau, saat gue bangun di pagi hari sebelum gue melakukan aktivitas apapun gue mau elo yang pertama kali gue lihat" balas Reisa dan ikut tersenyum "Tapi, Kalau benar bukan elo, kemaren itu yang gue lihat siapa? bukan kah loe bilang saudara kembar loe berada di surabaya?" tanya nya begitu mengingat sesuatu.
"Kalau loe belum amnesia, gue pernah memberi tau loe kalau rizky bakal kesini saat dia libur" jawab Riky, Reisa mengingat-ingat, kemudian tersenyum kembali menyadari kesalahannya.
"Hemmm, gue lupa. Mau kah loe berjanji untuk tidak pergi dari gue??? Dan jangan pernah untuk meneteskan air mata lagi??? gue udah melupakan cinta pertama gue untuk elo" pinta Reisa.
"Tentu. Gue akan melakukannya. Loe tau kan, Gue belum pernah gagal melakukan apa pun..." jawab Riky sambil tersenyum begitu juga dengan Reisa, Benarkah mereka akan bahagia selamanya???? Sepertinya iya, He he he... Karena mereka, Riky dan Reisa akan saling mencintai selamanya.
The End.
Ok sahabat semua. Riki and reisa forever love part 3. dan sekaligus part terakhir nya udah kelar, dan tunggu aja di cerpen-cerpen lainnya.
Biodata penulis:
Nama : Mia mulyani
Facebook:
Mia mulyani
Hobby : membaca and menulis.