Wah kita semua emang nggak pernah bosen ya kalau ngomongin tentang cinta. Oke, setelah sebelumnya udah pasti sukses nerbitin
Cerpen cinta 'ketabrak cinta part 3' kali ini
Remajxsis akan nerbitin lanjutannya. Tapi benerkan, cerita karya adek emang bagus. He he he, Go on.!
Ketabrak cinta part 4
Akhirnya, dengan perasaan yang hancur rizki kembali pulang kerumah nya dan mendapati riki dan mama nya yang tengah memasuk kan koper kedalam mobil. Rizki menghampiri nya , tapi mulutnya tak mampu untuk bersuara walau hanya untuk berkata hai pada mam dan sodara nya.,
"Ini udah lebih 15menit rizki." bisik riki disamping nya agar mama nya nggak dengar ucapan nya
"Maaf," hanya sepatah kata itu yang bisa keluar dari mulut nya.
"Gue maklum. Loe ketemu dia kan,?" bisik nya, rizki hanya menggeleng pelan. mengingat itu hanya membuat hati nya sakit. "Oke. Gue nggak akan tanya lagi, loe tenangin aja dulu diri loe. Ntar kita cari cara untuk ngasih tahu dia," lanjut nya. Rizki hanya mengangguk pelan.
"Astaga rizki.!! Kamu kenapa,? kenapa wajah mu meneyeram kan,?" tanya mamanya kaget. "Kamu sakit ya,?" tanya mama nya lagi.
"Rizki disini ma,?" riki berbohong. "Mama harus bisa bedain dong,?" lanjutnya,
"O, maaf.. Mama nyampe salah, apa kah adik mu sakit,?"
"Mungkin riki terlalu sedih memikirkan papa ma,?" jawab riki lagi-lagi berbohong, rizki diam saja.
"O, kita akan segera menemui nya sayang. Ayo masuk kemobil, kita brangkat sekarang." ajak mamanya. Riki mengangguk dan masuk kemobil bersama rizki yang masih terdiam frustasi.
Ternyata kesedihan rizki nggak sampai disitu saja. Begitu nyampe kebandung, papa nya meninggal 3hari kemudian. Bertambah lagi dia harus tinggal dibandung karna mamanya harus melanjutkan usaha papa nya hingga beberapa tahun kedepan. 3tahun setelah nya rizki dan keluarga nya kembali berkunjung kesurabaya, tapi rizki nggak biasa menemukan reisa. Karna ternyata reisa udah lama pindah, dan rizki nggak tahu reisa pindah kemana, dan rizki kembali kebandung lagi-lagi dengan hati yang hancur.
Begitu menamatkan sma nya, rizki melanjutkan kuliah kesurabaya lagi. Sementara mama nya dan riki tetap tinggal dibandung. Berhubung riki belum menyelesaikan sma nya, karna sempat berhenti 2tahun. Karna dulu mengalami kecelakaan dan diharuskan tinggal dirumah sakit untuk melakukan perawatan.
Disurabaya rizki terus berusaha untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan reisa. Tapi meskipun ia telah berusaha mencari tahu dimana reisa, hasil yang didapatnya tetap nihil. Reisa bagai hilang ditelan bumi.
Face back and.
"Seharus nya gue dulu nggak mengulur waktu dan bersembunyi dibalik pohon..." kata rizki mengingat hari kepergian nya kebandung menginggal kan reisa tanpa ucapan perpisahan terlebih dahulu. Tanpa sadar air matanya mulai mengalir, rizki buru-buru menghapusnya. Nggak mungkin dia harus menangis gara-gara cewek lagi, apa lagi terhadap orang yang sama.
Entah sudah berapa lama rizki terduduk dilantai kamarnya menyesali semua perbuatan nya. Dan berfikir apa sebaiknya yang harus ia lakuin. Tiba-tiba hp nya berdering. Dengan lemah rizki langsung mengangkat hp nya tanpa melihat dulu siapa yang menelpon.
"Hallo..."
"Kak rizki.! Kakak kenapa,? Suara kakak kok serak begitu sih,? kak sakit ya,??" terdengar suara aurel yang kuatir.
"Gue nggak papa kok,?" kata rizki lemah.
"Kakak itu nggak punya bakat lho buat jadi pembohong, coba kasih tahu gue, ada apa,?" bales aurel mulai panik.
"gue bener-bener nggak apa-apa kok,?"
"Kakak dimana sekarang,?"
"Dirumah." jawab rizki singkat,
"Kalau begitu,. Gue kesana sekarang. Kakak tunggu ya,?"
"Aurel... Aurel. Halo. Hallo.." Kata rizki. Tapi tidak ada jawaban. Rizki meletak kan hp nya dilantai. Ia bener-bener bingung apa yang harus dilakukan nya. tak berapa lama bel dirumah nya pun berbunyi. Dengan langkah yang gontai rizki menuju pintu depan nya dan membuka nya.
"Astaga kak rizki.?? Kakak kenapa.? Kenapa wajah kakak udah seperti mayat saja. Sebener nya kakak kenapa,?" cerocos aurel dan langsung masuk ke dalam rumah rizki.
"Aurel. Gue nggak apa-apa kok.?"
"Nggak apa-apa gimana,? wajah kakak sangat menyeram kan tau nggak,? ayo gue anter kakak kekamar. Istirahat sekarang." kata aurel sambil membawa rizki kedalam kamar.
"Aurel. Ini udah malem. Nggak seharus nya kamu ada disini. Gue bisa sendiri kok,?" tolak rizki.
"Gue punya izin mengikuti kakak kapan pun gue mau. Kan kak rizki yang memberi izin, jadi biarkan gue melakukan apa yang seharusnya gue lakuin. Kakak cukup diem and nurut aja, tolong kali ini aja biar kan aurel membantu kakak.! Please..." aurel memohon dengan melas, rizki memperhatikan sebentar lalu akhirnya menghembuskan nafas panjang dan mengangguk. Aurel tampak tersenyum senang, lalu membawa rizki kekamarnya.
Malem itu aurel terus menjaga rizki. Dari mengompres, membuatkan bubur, dan mijitin rizki. Perasaan nya hancur dan sangat sakit melihat keadaan rizki yang sangat memprihatin kan. Dan hampir tidak tidur semalaman karna terus menjaga rizki. Aurel berdiri untuk mengambil air, tapi tiba-tiba ada yang memegang tangan nya. Aurel menileh.
"Jangan pergi,.." pinta rizki, aurel terdiam. "Gue mohon jangna tinggalkan gue lagi. Tetep lah disamping gue. jangan pergi lagi," lanjutnya dengan histeris.
"kak rizki. Tenanglah." aurel menenangkan.
"Gue mohon jangan pergi. Jangan tinggalkan gue" kata rizki dengan mata yang masih tetap tertutup,
"Kak rizki..."
"Gue sangat mencintai elo. Jangan pergi tinggal kan gue." Kata rizki. Aurel kaget. "Gue butuh loe reisa,!" lanjutnya.
Deg.!!! jantung aurel terasa seperti langsung berhenti berdetak mendengar kata-kata terakhir rizki. Reisa,??? siapa dia.??
"Kak rizki.." panggil aurel meski hatinya begitu sakit. Tapi rizki makin mengeratkan pegangan nya hingga membuat aurel meringis. Tapi hati nya lebih sakit lagi.
"Gue mohon jangan pergi.." rizki makin mengeratkan pegangan tangan nya.
"Kak rizki. Ini aurel kak.?" bisik aurel menahan suara nya agar terdengar baik-baik aja. Tapi sepertinya tidak bisa karna suara nya terdengar serak.
"Gue mohon loe jangan pergi lagi.. Tetep lah disamping gue.. Gue nggak bisa hidup tanpa loe.." Kata rizki masih tetap mengigau. "Jangan tinggalkan gue, gue sangat mencintai loe reisa."
"Gue tetap disini kak." akhirnya aurel membisik kan kata itu disamping rizki yang membuat rizki langsung tenang.
"Jangan pergi.." kata rizki, tapi genggaman nya udah mulai mengendur.
"Gue nggak akan pergi lagi." bales aurel, "Kak rizki tenang ya, gue tetap disini kok," lanjut nya meski hati nya terasa sangat hancur.
Rizki mulai tenang dan kembali tertidur, ia sudah melepaskan genggaman nya dari tangan aurel. Tanpa sadar aurel meneteskan air mata nya.
"Makasih ya.." rizki mulai tenang.
"Maafkan gue kak rizki." kata aurel sambil menghapus air mata nya. "Gue nggak tahu kalau kak rizki semenderita ini. Begitu besarnya cinta kak rizki buat reisa. Nggak bisa kah kak rizki melihat gue sebentar aja. Sedikit aja." aurel menetes kan air mata nya lagi. "Gue emang egois, harusnya gue pergi ninggalin kak rizki. Tapi gue belum sanggup.." lanjutnya.
Aurel lagi-lagi menetes kan airmatanya. Tiba-tiba hp nya rizki yang tergeletak dilantai berdering, aurel melirik rizki yang masih tertidur. Karna tak tega untuk membangun kan rizki, aurel mengambil hp rizki dengan sedikit ragu.
"Prince,?" tanya aurel pada diri nya sendiri. Siapa ya,?" pikir nya, "Emmmz angkat atau nggak ya,? aduh gimana nih.?" aurel mulai bingung, "Angkat aja deh, siapa tahu penting," lanjut nya sambil menekan tombol terima. "Hallo.." Sapa aurel hati-hati.
"Hallo.. Ini siapa,?" tanya seseorang diseberang sana.
"Maaf. Gue aurel temen nya kak rizki," jawab aurel, dan sedikit menambah beban pikiran nya dengan menyebut kata temen, "kak rizki nya masih tidur. Maaf kalau boleh tahu ini siapa,?" tanya nya lagi.
"O, aurel, gue riki."
"Sodara kembarnya kak rizki ya,?"
"Hemm iya."
"Ada yang perlu disampein ke kak rizki, ntar gue sampein kedia, kasihan dia baru aja bisa tidur."
"Hah.!! Bagai mana keadaan nya,? kenapa baru tidur,? Ini kan udah malem. Dan loe kok malem-malem masih bersama rizki. Ada apa.?" kata riki dari seberang sana dengan nada yang kuatir.
"Aduh maaf ya.... E,, Riki,. Loe nanya nya satu-satu dong. Jangan banyak-banyak gitu, loe pikir lagi demo apa latihan jadi wartawan,?" canda aurel.
"Eh iya maaf."
"Gue jawab satu-satu ya,? kak rizki lagi nggak enak badan. Dia lagi sakit dan dari tadi terus-terusan mengigau dan memanggil-manggil nama seseorang. Maka nya sekarang baru aja tertidur. Trus gue nggak mungkin ninggalin kak rizki sendiri dalam keadaan seperti ini. Gue juga nggak tahu apa yang sebener nya terjadi, soal nya pertama saat gue telpon kak rizki suaranya aneh banget. Makanya gue dateng kesini, nggak tahu nya kak rizki udah seperti mayat hidup, gue nggak tega jadi nya, maka nya gue bantuin kak rizki disini." jawab aurel panjang lebar.
"O, begitu ya, maaf ya gue udah salah menduga. Eh tapi tadi loe bilang dia manggil-manggil nama seseorang. Emang siapa yang dipaggil,??"
"Iya nggak papa,.? maaf harus nya gue nggak memberi tahu loe,?"
"Tentu saja. Dia kan kakak gue,"
"Tapi itu akan membuat gue makin sakit,"
"Bisakah loe memberi tahu gue.!!" Terdengar suara riki yang sedikit memaksa.
"Huuhf... Dia bilang, dia nggak mau ditinggal sendirian. Dia mohon untuk tetap disisi nya. jangan pergi kemana-mana. Karna dia sangat mencintai reisa, dan tak bisa hidup tanpa nya." jawab aurel sambil menahan air mata nya agar tak kembali mengalir.
"Apa kah dia terlihat menderita.?" tanya riki dengan hati-hati.
"Sangat.!!" jawab aurel pasti. "Apa kah loe tahu siapa reisa.? kalau loe tahu, gue mohon biarkan reisa menemui kak rizki, dan minta kedia jangan tinggal kan kak rizki lagi. Gue bener-bener nggak sanggup melihat kak rizki semenderita ini," lanjut nya.
"Harus kah loe meminta itu,?" suara riki terdengar sedih.
"Apa kah gue salah,?" aurel terlihat bingung.
"Reisa pacar gue.," kata riki sedih.
"O, maaf. Gue nggak tahu, tapi nggak bisakah loe merelakan nya untuk kakak loe,? gue tahu ini terdengar berlebihan, tapi gue akan lakukan apa pun yang loe mau agar reisa kembali ke kak rizki. Gue mohon banget sama loe,?"
"Gue juga sangat mencinti reisa.!"
"Tapi kasihan kak rizki. Loe nggak ada disini sih.. Loe nggak lihat betapa menderitanya kak rizki. Gue takut terjadi apa-apa sama kak rizki."
"Apakah loe mencintai rizki." tanya riki tiba-tiba. "Jawab gue.!!" perintah nya.
"Iya. Gue sangat mencintai kak rizki, sampe gue akan melakukan apa pun buat kebahagiaan kak rizki."
"Segitu berharganya rizki dimata loe.?"
"Sangat.!! jawab aurel pasti. "Apakah itu cukup untuk membuat loe merelakan reisa buat kak rizki."
"Haruskah rizki mendapat kan cinta yang begitu tulus dari dua orang yang yang sangat istimewa,??"
"Apakah reisa juga mencintai kak rizki.!!"
"Mungkin.!! Mereka saling mencintai sejak umur mereka 10tahu,.!" jawab riki lemah.
"Jadi reisa adalah..."
"Cinta pertama rizki." lanjut riki dari seberang sana. Aurel terdiam. Terlalu kecewa dan sedih, tapi tak bisa berbuat apa-apa,.
"Bisa kah loe merelakan reisa sama kak rizki bersama.?"
"Gue nggak bisa hidup tanpa reisa,!!" kata riki tegas.
"Tapi gue sangat yakin kalau loe bisa. Loe baru ketemu reisa kan,? Tapi kak rizki udah menunggu dan memendam perasaan nya selama bertahun-tahu. Nggak bisa kah loe rasa kan betapa menderita nya kak rizki."
"Gue..."
"Izin kan mereka bahagia.." kata aurel memotong perkataan riki.
"Apakah loe rela melihat rizki sam reisa. Sedangkan loe juga sangat mencintai rizki.??"
"Jika kak rizki bahagia. Gue rela melakukan apa pun."
"Sekalipun loe menderita.?"
"Iya.!!! Apa kah itu cukup untuk membuat loe melakukan hal yang sam.?"
"Tapi gue nggak sanggup.!!" Riki mulai frustasi.
"Gue sangat yakin. Loe pasti bisa.! Kalau loe merasa reisa juga mencintai kak rizki. Nggak bisa kah loe merelakan nya. Agar mereka berdua bahagia. Gue tahu ini pasti sangat sulit buat loe. Tapi gue sangat yakin loe pasti bisa. Dan gue juga akan merelakan reisa bersama kak rizki."
"Apakah gue nggak punya kesempatan untuk membuat reisa menyukai gue. Gue yakin gue hampir bisa melakukan nya."
"Gue sangat mohon riki.. Anggap aja ini permintaan terakhir gue.. Walaupun nyawa gue taruhan nya, gue rela asal kak rizki bisa bahagia."
"Apakah loe nggak mau berusaha membahagiakan rizki dan membuat dia mencintai loe,?"
"Tentu saj tidak.!! Itu nggak mungkin. Gue nggak ada apa-apa nya dibanding reisa."
"Kenapa nggak mungkin. Gue yakin loe hampir bisa. Loe tinggal tunggu beberapa hari lagi.."
"Gue nggak mau lebih menyakiti kak rizki lagi."
"Apakah gue harus bener-bener merelakan nya.??"
"Gue mohon riki.. Kita mencoba untuk merelakan nya. Gue yakin keadaan akan lebih baik jika melihat orang yang kita cintai bahagia.. Apa kah loe nggak mau melihat reisa bahagia,?"
"Gue emang mau membahagiakan nya. Tapi gue juga mau reisa bahagia disamping gue,!"
"Nggak sadarkah loe. Kalau reisa akan lebih bahagia kalau bersama orang yang sangat dicintai nya."
"Tapi gue..."
"Gue mohon riki." kata aurel memotong perkataan riki.
"Gue akan memikir kan nya," kata riki akhir nya.
"Benarkah.?? Loe mau memikirkan nya,?? Terima kasih riki. Gue seneng, loe mau mempertimbang kan nya. Gue harap keputusan loe nggak mengecewakan."
"Kita liat aja nanti."
"Baiklah. Makasih, selamat malem.."
"Malem juga.." jawab riki sambil mematikan telpon nya. Aurel meletak kan hp rizki ketempat semula. Dan duduk sambil memperhatikan rizki yang masih tertidur dengan lelap. Aurel lagi-lagi meneteskan airmata nya.
"Haruskah gue pergi meninggal kan kak rizki,?" kata aurel sambil menghapus air mata nya. "Gue mohon, berjanjilah untuk bahagia. Hanya ini yang bisa gue lakuin sebelum gue bener-bener pergi. Makasih untuk semua nya yang telah kak rizki beri kek gue. Itu pasti akan menjadi kenangan terindah, yang tak akan pernah gue lupa kan." Lanjut nya dengan sedih.
"Mungkin ini untuk terakhir kali nya gue bisa melihat kak rizki sedekat ini. Biarkan gue bersama kak rizki. Sebnetar aja... Abis itu gue janji.! akan pergi.." kata aurel sambil menggenggam tangan rizki, lalu membaringkan kepala nya didada rizki. Hingga aurel pun tertidur dengan lelap.
***
Sinar mentari yang menyilau kan mata. Tembus dari sela-sela gorden kamar nya. Membuat rizki membuka mata nya dengan beratt. Kepala nya masih terasa sedikit pusing. Dan rizki sedikit terkesima melihat aurel yang masih tertidur dengan lelap didada nya. Nafas aurel berhembus menembus kekulit nya, dan membuat rizki tersenyum senang.
"Wah gawat. Jantung gue berdetak cepet banget. Bisa-bisa aurel bangun nih.! Aduh gimana nih, gue sama sekali nggak mau membuat dia terbangun. Pasti aurel sangat kelelahan. Kasiha." kata rizki pada diri nya sendiri. "Rizki,!! tenang.. Tenang." kata rizki menenangkan diri nya sendiri.,
"Huhhf.. Lumayan. Tapi seperti nya kehadiran aurel sangat berpengaruh buat gue, ada apa ini,??" Rizki tanpak bingung. Perlahan rizki merasa aurel mulai bergerak. Kaget.!! Rizki pun pura-pura masih tertidur dan memejam kan mata nya. Aurel terbangun dan memperhatikan rizki. Ia tersenyum.
"Bukan kah gue udah bilang, kak rizki nggak bisa berbohong. Jadi nggak usah berpura-pura lagi, mau sampe kapan kak rizki mau pura-pura masih tertidur.??" Kata aurel dengan pelan. Rizki membuka mata ny.
"Apa kah terlalu keliatan,?" kata rizki kesel.
"Tentu saja,!! kenapa kak rizki pura-pura masih tidur.?? Kenapa kak rizki udah bangun tapi nggak bangunin aurel, malah pura-pura masih tidur,??" tanya aurel bingun.
"Gue nggak tega bangunin loe. Loe pasti capek banget karna udah jagain gue semaleman,? makasih ya rel.??"
"Nggak masalah.? E, apa kah kak rizki perlu sesuatu.? biar gue ambilin.?" tanya aurel.
"Nggak.!!" rizki menggeleng. "Gue cuma butuh loe disini." lanjut nya. Aurel terkesima. Tapi hati nya masih terasa sakit mengingat kata-kata rizki semalem. Apakah maksud rizki cuma biar aurel merasa seneng. "Aurel.." panggil rizki.
"Eh, iya.."
"Loe kenapa nangis.?" tanya rizki kaget. Aurel buru-buru menghapus air mata nya dan berusaha untuk tersenyum. "Apa kah gue mengatakan sesuatu yang membuat loe sedih.?"
"Nggak kok.!" aurel langsung menggelengkan kepala nya. "Gue baik-baik aja kok. Cuma silau aja kena sinar matahari pagi. Gue nggak nangis kok. Sungguh.!!!" aurel meyakin kan. tapi tanpa bisa dibendung lagi. Air mata nya kembali mengalir. Hati nya bener-bener sakit mengingat perkataan rizki semalem.
"Berjanjilah untuk tetap dalam keadaan baik-baik aja." kata rizki sambil duduk dan menghapus air mata aurel.
"Kak rizki harus banyak-banyak istirahat. tubuh kak rizki kan masih lemah. Tenang aja gue baik-baik aja kok,?" kata aurel.
"Apakah semalem terjadi sesuatu,?" tanya rizki. "Atau gue mengigau nggak jelas,??" tanya nya lagi. Aurel hanya menggeleng kan kepala nya, "Benar kah,?? baguslah. Soal nya biasa nya gue selalu mengigau kalau lagi banyak pikiran. Tapi kalau seandai nya gue mengatakan sesuatu, bisa kah loe melupakan nya dan jangan memikirkan nya.?"
"Loe nggak mengigau kok. Sungguh.!!" aurel meyakin kan. Rizki tampak ragu-ragu. "Sekarang kan udah pagi, dan gue harus pulang, gue nggak mau orang tua gue kuatir.," kata aurel.
"Loe mau pulang sekarang,?" tanya rizki dengan tampang yang sedikit kecewa. Aurel mengangguk kan kepala nya. "Gue anter,".
"Nggak usah deh. Kak rizki istirahat aja. Gue bisa pulang sendiri. Dan lagi kak rizki harus tetap baik-baik aja."
"Tapi gue,.."
"Kak. Tetep lah disini." kata aurel lembut. Rizki hanya terdiem. "Gue mohon.." lanjut nya. Dengan perasaan yang berat akhir nya rizki mengangguk kan kepala nya. Aurel berusaha untuk tersenyum. Tapi lagi-lagi air matanya kembali mengalir. Hati nya terasa sangat sakit mengingat ini adalah pertemuan terakhir nya bersama rizki.
"Tu kan loe nangis lagi..?" kata rizki dan menghapus air mata aurel. Tapi aurel langsung menghindar.
"Gue baik-baik aja kok." kata aurel dan langsung menghapus air mata nya sendiri. Rizki jelas aja kaget banget saat tiba-tiba aurel memeluk nya, "Izin kan aurel melakukan nya. Sebentar aja. Mungkin untuk yang trakhir." kata aurel dalam pelukan rizki.
"Aurel.. Loe kenapa,? sebener nya apa yang terjadi.?" tanya rizki hati-hati. tapi tetep membiarkan aurel menangis dalam pelukan nya.
"Gue bener-bener nggak apa-apa kok." kata aurel sambil melepaskan pelukan nya dan mengusap air mata nya yang nggak mau berhenti. "Maaf gue nggak sopan," lanjutnya.
"Aurel..."
"Huuhf.. Gue permisi pulang dulu ya. Kak rizki harus banyak-banyak istirahat, permisi." kata aurel dan langsung berlari keluar dari kamar rizki.
"Aurel tunggu..!!!" kata rizki dan siap mau turun dari ranjang nya. Tapi tiba-tiba hp nya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Rizki langsung meraih nya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang memanggil nya. "Hallo.."
"Gue minta maaf.." terdengar suara dari seberang sana. Rizki bingung dan melihat siapa yang menelpon nya.
"Riki." tanya rizki hati-hati.
"Iya, ini gue. Dan gue tahu gue emang egois. Dan gue bener-bener minta maaf." kata riki dengan sedih.
"Emang loe kenapa,?" tanya rizki bingung dengan perubahan sikap riki.
"Tentang kemaren. Gue bener-bener minta maaf. Kemaren gue bener-bener lagi emosi. Tapi sekarang gue sadar tindakan gue kemaren emang bener-bener kelewatan." kata riki. Rizki terdiam dan mencoba mengingat-ingat.
"Soal itu..."
"Gue tahu loe sangat mencintai reisa. Loe pasti lebih menderita dibanding gue. Gue begitu egois kalau gue merebut reisa begitu aja dari loe.. Jadi..."
"Tunggu.!!! loe ngomong apa.! kenapa loe jadi begini, loe bukan riki yang gue kenal selama ini. Kenapa loe menyerah begitu aja,?" tanya rizki karna merasa aneh dengan perubahan riki.
"Reisa baik-baik aja. Dan dia selalu mengharap kan kehadiran loe. Hingga dia menutup hatinya untuk cinta yang lain. Dan gue akan menjadi sangat egois kalau gue menjadi penghalang kebahagiaan kalian berdua, gue tau kalian berdua emang sudah sangat menderita dari tahun-tahun yang lalu, dan gue nggak akan setega itu untuk merusak kebahagian kalian dengan menahan reisa tetap bersama gue.." kata riki panjang lebar.
"Riki.."
"Jika kalian bersama mungkin cuma gue dan aurel yang sedih. Tapi aurel juga berjanji kalau dia akan baik-baik aja kalau loe bahagia. Dan gue juga akan berusaha baik-baik aja. Gue emang nggak terlalu yakin. tapi seenggak nya gue akan berusaha merelakan nya. Mungkin itu butuh waktu yang sangat lama. Malah mungkin seumur hidup gue. tapi kali ini gue akan menyingkirkan keegoisan gue demi untuk kebahagiaan kalian berdua."
"Rik.."
"Gue belum selesai ngomong rizki... Gue nggak mau menahan lama-lama ketegaan gue, jadi loe jangan memotong nya. Gue nggak akan setenang ini, butuh oksigen yang banyak agar gue tetap tenang menghadapi ini. Jadi biarkan gue selesai bicara dulu.." Suara riki bener-bener terdengar sangat frustasi.
"Loe harus jelaskan apa yang loe maksud dengan aurel akan baik-baik aja.. Dari mana loe tahu.?"
"Aurel sangat mencintai loe riz. Dan gue yakin reisa juga masih punya perasaan sama loe. Dan loe bener-bener beruntung mendapatkan cinta dari dua orang yang sangat istimewa." jawab riki.
"Dari mana loe tau aurel suka sama gue,? bukan nya loe nggak kenal sama aurel." tanya rizki penasaran. Perasaan nya kini tiba-tiba merasa sangat senang.
"Semalem gue nelpon loe, tapi aurel yang ngangkat. Dia bilang demi loe gue juga harus merelakan reisa. Dan dia juga janji untuk melakukan apa aja demi kebahagiaan loe. Jujur gue iri banget sama loe. Loe dapet cinta yang bener-bener tulus, tapi malah loe sia-siain. Tapi gue juga nggk akan menyalah kan loe. Mungkin emang cinta loe ke reisa yang emang sangat besar." jawab riki dengan sedih,
"Apa yang sebener nya terjadi. Gue udah dibuat bingung dengan sikap aurel yang sangat aneh. Berkali-kali dia nangis, dan sebelum dia pergi dia malah meluk gue. Jujur nyampe sekarang pun gue masih bingung, loe juga jangan nambahin kebingungan gue dong dengan keanehan sikap loe sekarang. Jadi tolong jelaskan apa yang sebener nya terjadi."
"Loe tau. Kata aurel semalem loe ngigau. Dan loe ngomong kalau loe sangat mencintai reisa. Dan berharap agar reisa selalu disisi loe. Dan juga loe nggak bisa hidup tanpa reisa. Gue aja yang mendengar dari aurel jadi sangat sedih. Dan gue juga nggak bisa bayangin gimana perasaan aurel saat itu. Gue emang nggak memaksa loe, tapi gue sangat berharap loe bisa memikirkan nya. Karna dia sangat menderita karna loe." kata riki.
"Gue nggak tau, tapi aurel bilang..."
"Gue yakin dia nggak akan ngaku kalau loe mengatakan itu. Mengingatnya aja udah terasa sangat menyakitkan, apa lagi mengungkap kannya. Gue minta maaf dengan keegoisan gue, loe jadi semenderita itu, gue bener-bener minta maaf."
"Riki..."
"Loe boleh kesini kalau loe pengen ketemu reisa. Gue mngizin kan. Gue emang nggak akan mengindari reisa. Tapi gue juga nggak akan mendekati nya. Loe pasti masih inget dengan perjanjian kita dulu kan,?"
"Iya gue tau. Dan gue inget, gue bener kan kalau dia sangat sepecial dan istimewa,"
"Iya bener. Terus loe kapan mau kesini." tanya riki.
"Secepat nya." kata rizki pasti.
"Gue tunggu," kata riki sambil memutuskan telpon nya.
"Lho rik.. Rik.!! Kok mati sih,?" rizki bingung. "tunggu deh. Kenapa gue nggak merasa senang sedikit pun untuk menemui reisa. Ada apa sih sama gue. Kenapa gue malah merasa sedih sangat mengingat aurel akan pergi,? hati gue juga merasa sakit sangat melihat aurel menangis.? apakah gue udah mencintai aurel.? Benar kah,!!! kalau begitu gue emang udah melakukan banyak banget kesalahan. Bodoh.! kenapa gue terlalu lama menyadari nya kalau gue mencintai aurel, gue harus cepet memastikan perasaan gue sendiri.," lanjut nya.
Bersambung...
Biodata penulis:
Nama: Mia mulyani
Facebook:
Mia mulyani
Hobby: membaca and menulis.